Minggu, 01 Juli 2012

Tak Seindah Drama Korea


Suasana panas dan penat di salah satu ruangan tak ber-AC fakultas teknik salah satu PTN di kota Padang. Ruangan ini mungkin yang bisa disediakan panitia pelaksana training CASH (Cerdas Akal Sehat Hati), materi-materi yang disajikan saat itu cukup menggugah hati Fateema. Materi-materi kajiannya tak pernah ditemuinya di SMA dulu ataupun pengajian yang diadakan oleh majlis taqlim di kampungnya. Sebenarnya materi-materi training tersebut sudah tak asing lagi baginya karena ia memang pernah mendengarnya hanya saja tetap bercokol dalam pikiran tak teraplikasi dalam perbuatan. Namun, walaupun sesuatu yang telah diketahui sebelumnya tetap saja kekuatan penghujaman kata-kata dalam kajian ini cukup menyedot seluruh perhatian Fateema.
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat” (HR. Bukhari)
Glek…Fateema tampak berpikir sejenak, apa maksudnya hadits tersebut?? Masih dalam kebingungan ia tetap fokus pada penyampaian materi training siang itu. Hadits ini yang kemudian menyentuh hatinya karena di awal dia sudah memndapatkan materi tentang negeri bebek yang kacau dengan segala polemiknya. Hah…kondisi yang sangat dekat dengannya saat ini. Ia tertunduk malu dan tak mampu menahan tangis, dadanya sesak, lidahnya kelu tak sanggup berucap. Momen ini tidak pernah direncanakan sebelumnya apalagi terpikirkan di benaknya untuk menghadiri training tersebut. Hmm..Kalau hanya seperti orang asing lalu bagaimana dengan orang-orang yang masih lalai dan tak mau taat pada perintah Allah? Lalu akankah ia bertemu dengan Rabb-nya? Bagaimana seharusnya ia hidup di dunia? Pertanyaan-pertanyaan yang segera menuntut jawaban yang kerap bertengger di pikiran Fateema.
Lagi-lagi Fateema tersentak ketika ketika pemateri membacakan salah satu ayat dalam Al-qur’an surat Al A’raf : 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS Al A’raf 179). Jantungnya berdegup kencang, kepalan tangannya kuat seraya berkata pada dirinya sendiri, “ Yaa Allah..kenapa aku jarang sekali bersyukur, kenapa masih terdiam, masih membangkang, apa yang aku cari sebenarnya dalam hidup ini? Fateema menggenggam erat-erat tangan Fricile sahabat yang mengajaknya pada training tersebut.
“ Fatee…kakak tau kenapa kamu nangis? Seperti itulah cinta kita harusnya kepada Rabb kita dan agama yang mulia ini”. Fricile berusaha menenangkannya dan mengelus pundaknya. “ kak, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosaku yang lalu?” ia tetap menunduk. “ Subhannallah, Fatee…Allah maha penerima taubat hambaNya dan maha pengampun, Allah mengampuni dosa, nggak peduli apakah dosa itu sepenuh langit atau seluas bumi. Dia udah janji. Dia nggak bakal mungkir. Dia akan selalu menolong hambaNya yang menolong agamaNya”, Fricile meyakinkan Fateema.
Setelah acara usai, Fricile mengajaknya pulang. Baru kali ini Fateema menangis ketika mengikuti pengajian, barangkali ia merasa tidak diterima kalau harus disamakan dengan hewan ternak dan harus lebih hina darinya, itu yang membuat hatinya cukup teriris. Pada kajian-kajian sebelumnya Fateema terlihat cuek dan masih adem ayem tanpa respon walaupun ia kerap hadir tiap kajian yang diadakan oleh salah satu kelompok dakwah muslimah di kota itu. Namun seperti itulah cara  Allah menyentuh hati orang-orang yang dikehendaki-Nya. Memang benar kata sebuah buku karya seorang Islamic Inspirator bahwa seseorang akan memahami sesuatu dan akan terbiasa untuk melakukannya ketika ia telah mendengarkan suatu informasi secara berulang-ulang kemudian otak akan menyimpan informasi itu secara otomatis.
Di sore hari yang indah kala mentari sudah di ufuk barat seakan berpamitan pada penghuni bumi bahwa ia akan segera digantikan bulan untuk menyinari makhluk di belahan bumi ini. Fateema terlihat termenung di pojok ruangan kamar kosnya karena sudah beberapa hari teman sekamarnya terlihat tidak seperti biasanya bahkan terkesan menampakkan sikap tidak suka dengan perubahan Fateema. Tiba-tiba saja ada suara orang yang memanggilnya dan mengetuk pintu kamarnya, Fateema segera bangkit dan membukakan pintu untuk Yuni. “ silahkan masuk Yun”, Yuni pun segera masuk
“ Fatee…coba kamu buka dokumen dalam laptop itu, mama minta kamu membacanya”, ucap Yuni membuka pembicaraan karena ia tahu sedari tadi Fateema ditinggal Alin di rumah sendirian.
“ Tulisan apa Yun??
“ Aku gak tau Fat…mama yang minta aku untuk kamu baca”. Yuni meraih laptop yang sedari tadi masih hidup sengaja ditinggal Alin begitu saja. Sembari Fateema membaca tulisan itu, Yuni pun pamit dan membiarkan Fateema fokus pada bacaannya, ia mengerti gejolak yang sedang melanda kedua orang sahabatnya tersebut.
------------Benteng itu-----------
“…..kita tak sejalan, jurang yang memisahkan kita terlalu dalam, aku tak sanggup menyebrangi jurang itu untuk meraihmu lagi. Kalaupun aku bisa melewatinya tentu dengan susah payah, namun di sebrang sana masih ada benteng yang sangat kokoh yang memisahkan kita. Aku tak sanggup menghancurkan benteng kokoh itu, mungkin aku hanya bermimpi jika aku berharap kau kembali seperti dulu karena ku paham betul kau orang yang konsisten dalam setiap pilihan dan tak akan berbalik jika apa yang kau pahami benar dan memang benar adanya…..ingat satu hal jangan pernah kau panggil aku Alin, Bud, Lina, ataupun Rom. Pergilah dari hidupku…”  [T_hero]
Kalimat terakhir yang cukup menghancurkan hati Fateema, tak pernah terpikir jika kata-kata itu
akan terucap untuknya. Tanpa disadari air matanya membasahi pipinya yang lembut itu, ia tersedu-sedu tak mampu menahan tangis dan sesak di dadanya. Ia berpikir “ apakah hanya sebatas itu arti sebuah persahabatan? Apa yang diinginkan oleh seorang sahabat? Bukankah harus saling mendukung dalam kebaikan?? Oke..aku tak akan memanggilmu dengan semua panggilan itu…tapi aku akan memanggilmu ‘mama’ gumam Fateema. Ingin sekali ia merangkul sahabatnya itu, mereka tak pernah terpisah sejak pertama sekali bertemu satu kelas dalm program beasiswa itu. Alin tahu bahwa Fateema tak mungkin sanggup meninggalkannya karena ia tahu Fateema akan tersentuh hatinya membaca tulisannya. Tapi kali ini Alin tak bisa berharap banyak, memang hati Fateema sangat tersentuh tapi ia akan tetap teguh pada pilihan hidupnya untuk menjadi hamba yang menyerahkan hidupnya untuk Islam.
Jalan Ini Tak Seindah di Cerita Film Korea…..
Kini Fateema mencoba merangkai jalan hidupnya tanpa Yuni dan Alin yang selalu menyediakan pundak mereka dalam suka dan dukanya. Fateema sudah menjadi orang yang asing bagi kedua sahabatnya itu, melangkah tanpa keduanya awalnya terasa sulit namun pilihannya akan mengubah semua persepsi itu. Ia menyibukkan dirinya dengan aktivitas baru yang sudah menjadi pilihannya, ia aktif di bagian Syi’ar di LDK (Lembaga Dakwah Kampus), sehari-harinya ia isi dengan menulis leaflet, membuat undangan kajian, pamflet dan hal lain yang mendukung pelaksanaan mentoring mahasiswa baru dan membina mereka. Kesempatan ini tidak akan dilewatkannya sedikitpun karena jika terlewat akan membunuh kesempatannya masuk surga. Ya…hanya surga motivasi terbesarnya untuk melakukan setiap aktivitas. Menstandarkan setiap perbuatan sesuai dengan aturanNya. Tapi ia merasa ada yang kurang jika hanya mencukupkan diri pada LDK saja karena ia merasa LDK hanya dijadikan sebagian besar mahasiswa sebagai wadah mendapatkan nilai mata kuliah agama Islam. Sehingga Fateema harus memikirkan berbagai cara bagaimana agar kegiatan mentoring tidak sebatas mengejar nilai, Karena ia paham betul bahwa setiap muslim itu diwajibkan menjadi tentara-tentara penolong agamaNya. Apalagi saat ini dunia tak lagi berjalan atas aturan sang pembuat hukum yaitu Allah. Pemahaman yang diberikannya terkadang cukup bertolak belakang dengan silabus yang diberikan pihak kaderisasi LDK. Karena mereka fokus pada akhlak dan toleransi antar umat beragama sedangkan Fateema memahami bahwa akhlak tak akan terbentuk tanpa penerapan syariah.
Di salah satu taman kampus terlihat sekelompok mahasiswa dan 2 orang mentor, tiba-tiba seorang akhwat bertanya “ kak…sebenernya apa sih hukum pacaran? Salah satu mahasiswi bertanya. Fateema yang waktu itu menjadi pendamping mentor lebih memilih mendahulukan mentor untuk menjawabnya terlebih dahulu. “ pacaran boleh-boleh saja asal bisa menjaga jarak dan membawa mahrom, terus tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah”. Tutur sang mentor. Gubrak…ini tak bisa dibiarkan. Fateema izin ingin menyampaikan apa yang dipahaminya terkait masalah ini. “ adik-adik…kakak ingin menyampaikan apa yang kakak pahami, sesungguhnya dalam Al-qur’an Allah sudah berfirman ‘janganlah kalian mendekati zina’. Nah, mendekati zina saja dilarang apalagi melakukan, melihat fenomena aktivitas pacaran remaja zaman sekarang maka hal-hal yang dilarang Allah tak bisa mereka hindari. Lihat saja mereka yang MBA (merried by accident), aborsi, seks bebas, narkoba dan lainnya, apakah adik-adik bisa menjamin aktivitas mereka pacaran yang biasa-biasa saja?? Semua peserta mentoring diam dan tampak serius menyimak penyampaian Fateema. Ia melanjutkan “ benturan peradaban kafir telah memalingkan pemikiran umat ini dari kejernihan pemikiran Islam, tidak ada alasan bagi kita untuk bilang pacaran itu boleh sementara Allah telah melarangnya untuk mendekati zina saja tak boleh. Hal yang perlu kita ingat bahwa ketika kita yakin bahwa Allah adalah pencipta kita maka satu-satunya sikap kita adalah tunduk dan taat pada aturannya”. Selesai Fateema menjelaskan terjadilah perdebatan antara peserta mentoring dengan si kakak mentor. Sementara Fateema tersenyum dan siap mendobrak pemikiran lama yang masih bercokol dibenak mereka.
Fateema tidak hanya fokus pada LDK yang di kampus namun turut aktif pada kelompok dakwah muslimah yang merupakan kelompok dakwah internasional, saat ini ia bergabung dengan yang di Padang. Merasa bangga mungkin iya karena ia berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ketika teman-temannya beristirahat ia manfaatkan waktu itu untuk membagikan buletin dan majalah remaja ideologis. Sewaktu-waktu terkadang ia harus menyempatkan di sela-sela jam kuliah untuk forward sms motivasi pada adik-adik mentoring untuk mengikuti kajian mingguan al-Fikru Mustanir. Bukan bermaksud lalai dalam kuliah tapi itulah Fateema, kuliah baginya tak 100 % menyerap informasi dari dosen tapi memang harus ada peranny. Ia dianugrahkan Allah kecerdasan sehingga ditengah kesibukannya tak mengurangi prestasi akademiknya.
Yang namanya pemikiran baru dalam LDK di kampusnya akan menjadi asing dan mereka tidak terima jika mentoring dikacaukan dengan pemahaman yang tidak sesuai dengan silabus. Aneh, Islam kaffah malah dicap mengacaukan pemikiran mahasiswa, lalu mereka harus berislam yang seperti apa?? Gerutu Fateema dalam hati karena ia dan teman-teman yang sama-sama aktivis yang juga aktif diluar kampus diperlakukan tidak adil dalam LDK kampusnya. Fateema dan teman-teman tidak terima karena apa yang mereka sampaikan adalah kebenaran Islam yang seutuhnya bahkan mereka mencoba membuka belenggu pemikiran kafir yang kian lama bercokol di pikiran mahasiswa zaman modern keblinger tersebut.
“ Kami mengirimkan surat pemberhentian tersebut atas persetujuan Pembina LDK kampus” ucap salah seorang mantan pengurus DPH LDK yang turut angkat bicara dalam rapat sidang surat panggilan.        “ Silahkan saja diputuskan apakah akan dikeluarkan atau masih bisa jadi pengurus, kalau dari saya pribadi mewakili teman-teman tidak akan keluar dari LDK ini karena kami menyampaikan kebenaran seperti yang diperintahkan Rabb kami dalam Qur’an dan sunnah”, Fateema mencoba menanggapi pernyataan DPP tersebut. Perdebatan sengit terjadi pada rapat sore itu di mushala Al-qalam karena pihak LDK memang selama perjalanan dakwah di kampus antisipasi terhadap Fateema dan kawan-kawan atas ide mereka yang katanya tidak sesuai dengan kehidupan berdemokrasi. Gubrak,,,boro-boro mikirin demokrasi lhaa ini negeri Allah ya harusnya manusia kudu sadar kalau satu-satunya hukum atau aturan yang layak diterapkan ya cuma aturan Allah.
Akhirnya keputusannya adalah mengeluarkan Fateema dan kawan-kawan dari LDK kampusnya, karena mereka menilai kelompok Fateema itu terlalu radikal pemikirannya. Padahal belakangan ketahuan bahwa Pembina LDK tidak pernah mendapat surat pemberitahuan bahwa akan ada pengeluaran anggota LDK. Miris. Fateema tidak ambil pusing, baginya kampus tetap menjadi lahan dakwah mereka dan Islam akan terus disampaikan kebenarannya sampai orang-orang paham bahwa mereka sedang terjebak dalam sistem yang membunuh diri mereka sendiri secara perlahan tapi pasti. Ini justru tak diinginkan Fateema. Tidak hanya mendapatkan perlakuan negatif dari pihak pengurus ternyata para mahasiswa mentoring juga ikut-ikutan latah menjauhi Fateema dan isu-isu negatif tentang kelompok dakwah Fateema. Mereka dijuluki aliran sesat, radikal, fundamental dan tidak berakhlak. Padahal mereka sendiri tidak paham akhlak yang dimaksud dalam Islam itu seperti apa. Hati Fateema lagi-lagi sedih dan sangat miris melihat fenomena ini, lhaa yang menghalangi dakwah Islam kaffah ini orang muslim? Naudzubillah…kenapa mereka sendiri yang membuka lebar-lebar pintu bagi masuknya pemikiran asing? Tidak…Fateema tidak tinggal diam, dia dan kawan-kawan mengadakan agenda minggguan di kampus dan mencoba meluruskan isu yang berkembang di kampus, sedikit pun nyali mereka tidak ciut karena mereka yakin betul jalan ini tak seindah cerita dalam dongeng atau film korea. Inilah ujian, bagaimana mungkin Fateema akan menikmati kebahagiaan dalam berjuang sementara Rasul dan para sahabat didera berbagai cobaan bahkan sampai menghilangkan nyawa mereka.
Fateema dan kawan-kawan mengadakan talkshow dan seminar di tiap momen setiap bulannya, membuka forum-forum diskusi terbuka bagi mereka yang masih ragu pada kemenangan Islam. Dan ternyata inilah cinta Allah kepada hambaNya, Allah yang Maha membolak-balikkan hati hambaNya, satu dua orang mahasiswa akhirnya menyadari bahwa apa yang Fateema dan kawan-kawan bawa bukanlah ide yang asing tapi malah sesuatu yang harus dan segera diperjuangkan oleh seluruh muslim. Pihak kepengurusan LDK pun berganti oleh kader-kader baru dan seiring berjalannya waktu mereka open mind dan welcome terhadap ide-ide perjuangan Fateema hanya saja mereka cukup sebatas mendukung tak memberikan hidup mereka sepunuhnya pada perjuangan kembalinya kemuliaan Islam. Walau perjuangan tak cukup sampai disini namun Fateema mengerti bahwa butuh gebrakan ekstra untuk kebangkitan mahasiswa kampusnya. Ia mengerti bahwa surga itu mahal harus ditebus dengan darah syuhada layaknya para sahabat, untuk saat ini juga butuh pengorbanan tenaga, waktu, materi bahkan nyawanya sekalipun. Karena ia menjadikan prinsip hidupnya adalah “aku harus masuk surga” dan surga itulah motivasi terbesar yang ingin di raihnya. Ia ingin kelak namanya tercatat dalam sejarah dengan tinta emas peradaban gemilang. (Al KhaNza Demolisher)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar