Minggu, 28 Juli 2013

Jejak Langit

1.     Akhir Sekolah
Desa kecil di lereng bukit. Tak jelas perbukitan. Tepat disebut dataran tinggi. Dikelilingi pegunungan di setiap sisinya. Jika menapaki dari kota Medan, desa ini harus dilalui selama empat jam perjalanan. Jalanan terjal dan meliuk curam. Curam nan indah. Sepanjang perjalanan menghampar sawah ladang. Hutan yang masih hijau. Tebing di kanan dan jurang di sisi kiri. Indahnya permadani lukisan Pencipta alam semesta. Desa itu adalah desa Sinehu. Mungkin tak terkenal. Ya, memang tak terkenal karena kalian tidak pernah kenalan dengannya. Hehe...
Walau sudah banyak rumah beton. Tak jarang masih ditemui deretan rumah panggung khas adat Batak. Sebagian ada yang menjadikan kolong jadi kandang kambing. Sebagian lain menjadi tempat menimbun kayu bakar. Malah ada yang kosong melompong begitu saja.
Pagi begitu cerah. Padahal jarum jam pendek masih di angka enam. Embun tak lagi sejuk. Sebab titik demi titiknya diterpa sinar mentari. Biasanya jam segitu mash gelap. Sang mentari rupanya nongol lebih awal. Aragar manusia tak terbuai terus dalam mimpinya. Seluruh penghuni bumi mulai beranjak. Mencari setitik berkah bumi dan langit. Mengais rizki di hamparan sawah dan ladang. Sekawanan burung berkicau menyambut indahnya hari ini.
Hilir mudik mobil silih berganti. Berdesakan berburu agar segera lekas tiba di tujuan. Tak ada guratan lelah di dahi para pengemudi. Setiap pagi dihiasi dengan senyum. Tak peduli jika hari-hari harus terus bergumul dengan polutan di jalanan. Semua demi sesuap nasi dan sebongkah berlian.
Aah, bukan desa terkenal. Pemandangan hilir mudik mobil hanya akan terjadi jika disini ada kondangan. Atau jika hari Sabtu tiba, sebab ada pasarnya. Ramai orang berjualan, dari sayuran, ikan asin, perabotan rumah tangga, buah, bahkan hasil-hasil pertanian warga. Desa ini tidak banyak mobil apalagi bus sekolah. Siswa akan naik mobil pick up yang didesain sebagai mobil pengangkut sewa. Begitu malunya kami bila mobil pick up itu menurunkan kami pas di depan sekolah. Teman-teman yang lain akan menyoraki kami ini adalah sekawanan “sapi” yang akan dijual. Padahal sekolah kami juga terbilang di hutan. Oh No! Ya begitulah kondisi kami. Naik mobil “sapi” itu kalau kebetulan punya uang buat ongkos. Bagi yang nggak punya terpaksa harus jalan kaki. Menyusuri perjalanan selama dua puluh sampai tiga puluh menit.
Jalan ke desa ini tidak mulus. Sudah aspal tapi hancur ditelan usia. Sudah bertahun-tahun lamanya tidak ada pembangunan. Padahal silih berganti terjadi pergantian Bupati, Kepala Desa, pun pergantian Gubernur. Tetap saja desa kami nihil dari perhatian pemerintah. Jalanan yang hancur itulah yang setiap harinya menjadi pijakan warga desa kami. Hmm, ke sekolah jalan kaki, jalanan terjal, tetap ditelusuri bak mendaki gunung demi satu cita-cita. Tetap semangat menatap masa depan. Berawal dari sekolah dan menuntut ilmu.
Terlihat anak-anak SMP sudah lengkap dengan seragam putih birunya. Sudah mulai berangkat ke sekolah. Jika mereka tak berangkat pagi, resikonya terlambat. Jadi mereka harus berangkat jam enam atau sebelumnya. Terbayang akan jalan kaki sejauh delapan kilometer pulang pergi. Letih, capek, keringatan, kepanasan, hujan deras bahkan tak menyurutkan niat mereka untuk tetap berangkat sekolah. Mereka pun  tidak lupa sarapan. Tak jarang orang tua membawakan mereka bekal makan siang. Karena mereka akan tiba di rumah jam tiga siangnya. Begitulah keseharianku dulu waktu masih SMP.
Terlihat juga para petani, bapak-bapak yang memanggul cangkulnya. Ibu-ibu mengikuti dibelakangnya dengan ember berisi bekal makan siang selama di ladang. Mereka akan kembali lagi jika matahari telah tenggelam di ufuk Barat. Tak sedikitpun ada gurat muram diwajah mereka. Hanya aka nyeletuk jika tiba-tiba harga pupuk dan racun pemusnah ilalang meroket. Ada sebagian yang mampu merawat tanamannya dengan baik. Tak jarang dibiarkan saja tanpa pemupukan.
Begitulah rutinitas di pagi hari di desaku. Desa yang bisa disebut cukup luas dan kaya akan lahan pertanian dan perkebunan kopi robusta. Bahkan hasil kopi bubuknya terkenal hingga ke luar negeri. Kenalkan nama produk kopi bubuknya adalah kopi Sidikalang. Hehe...ada yang pernah nyicipin? Tak kalah kualitasnya dengan kopi luwak yang sekarang tenar-tenarnya.
***
Oh ya, kenalkan namaku Moza. Teman-teman suka memanggilku Oza atau Onza. Nama lengkap sebenarnya Al-Khanza tapi karena lidah orang batak sulit nyebut namaku yang rada-rada ke-Arab-an itu, ya harus rela dipanggil Moza. Apalah arti sebuah nama asal mereka memanggilku dengan nama yang baik lagi kusukai.
Aku sekolah di SMAN 1 Sinehu. Salah satu SMA di desa kami. Baru berdiri sekitar dua tahun sebelum aku kelas satu disana. Sekitar tahun 2006 lalu. Kami angkatan ketiga di sekolah itu. Bayangkan saja, sekolah yang baru berdiri. Waktu itu gedungnya hanya ada tiga. Masing-masing satu kelas dari kelas satu sampai tiga. Sehingga, ketika angkatan kami masuk kelas itu jadi tak memadai menampung siswa baru. Kami waktu itu ada dua kelas. Sedangkan ruangannya hanya tiga dan satu ruang kantor guru. Letak kantor guru dan ruangan kelas berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh. Di sebelah kanan pintu masuk sekolah ada sebuah kantin.
Mengantisipasi keterbatasan ruangan tersebut, kami bergiliran memakai ruangannya. Pagi hari ruangan dipakai untuk kelas dua dan tiga. Sedangkan sore hari dipakai oleh kelas satu. Jadi tak heran jika kami pulang sekolah jam enam sore. Kami lalui kondisi tersebut selama satu semester penuh. Setelahnya ada bantuan untuk pembangunan dua rungan kelas lagi.
Sekolah kami jauh dari keramaian. Berada di tengah sawah ladang penduduk. Di perbukitan dan dihimpit sebuah bukit namanya Dolok Siraut. Bukit tersebut adalah tempat penambangan batu kapur. Disana juga banyak penambang yang mengais batu gamping. Batu gamping ini digunakan untuk membuat dolomit. Dolomit berfungsi untuk menyuburkan lahan pertanian yang rata-rata gersang di kabupatenku.
Dari jalan raya lintas kota Sidikalang-Tigalingga masuk ke dalam sejauh 100 atau 150 meter. Jadi tidak ada kebisingan atau hiruk pikuk kendaraan. Yang ada malah sejuk, dingin, dan sunyi. Jalan ke sekolah awalnya masih bebatuan belum diaspal. Tidak ada angkot kesini. Hanya ada satu dua itupun pada saat-saat tertentu saja.
Oh ya, kondisi tiga ruangan kelas tersebut juga cukup miris. Masih berlantai semen dan berdinding bata belum diplester. Tanah lapangan yang kerap dipakai upacara berwarna merah. Jika hujan menempel di sepatu, jika kemarau debunya beterbangan kemana-mana. Cukup gersang. Tak ada tanaman bunga yang tumbuh indah disini. Kecuali bunga yang tumbuh di taman di depan kelas. Dan beberapa pepohonan pinus yang sengaja ditanam untuk merindangkan sekolah.
Walaupun begitu, aku tak pernah berhati kecil bersekolah disana. Tiga tahun sekolah disana tetap saja aku mampu bersiang dengan orang yang sekolah di kota. Hal ini, ketika ak ikut event olimpiade sains aku masih mampu menyandang peringkat sepuluh besar dari puluhan sekolah SMA sederajat di Kabupatenku. Olimpiade sains bidang astronomi maupun bidang Biologi. Setidaknya berdasarkan kualitas sekolahku tidak kalah saing.
Sejak SMP hingga SMA aku selalu membintangi juara kelas. Walau tak selalu bertengger di peringkat pertama. Tapi aku selalu mengantongi peringkat tiga besar selama sekolah. Bahkan ketika SMP aku pernah menjadi juara tiga umum dari 200 siswa lima kelas paralel. Aku sangat menikmati dunia pendidikan. Bahkan aku merasa itulah satu-satunya cara untuk mengubah nasib.
Kenapa aku begitu peduli pada pendidikan? Dan kenapa mampu bertahan dan tetap bersinar walau terdampar di sekolah yang –menurut orang– tidak elit sama sekali?
Mungkin banyak bernasib serupa denganku. Sejak SMP aku sudah tidak tinggal bersama orangtuaku. Sejak ayahku meninggal ketika aku masih kelas lima SD. Ibuku hanya mampu menyekolahkanku hingga tamat SD saja. Sepeninggal ayah, Ibu menjadi tulang punggung tunggal dalam keluarga kami.
Kami ada tujuh orang bersaudara. Aku anak ketiga dari ketujuhnya. Kakakku yang pertama namanya Nur hanya sekolah sampai kelas dua SMP karena terkendala biaya sekolah. Akhirnya ia berhenti sekolah dan bekerja di kota. Abangku yang kedua namanya Syarif juga berhenti sekolah sampai kelas satu SMP saja. Kata orang karena dia bandal tapi bukan itu alasannya. Sama nasibnya dengan kakakku. Dia juga memutuskan merantau.
Dengan bantuan mereka kami dapat melanjutkan sekolah. Ada empat orang lagi adik lagi dibawahku. Semuanya sekolah di desa ini kecuali yang kelima, sejak kelas dua SD dia dibawa pamanku ke Jakarta. Namanya Susi. Ia dibawa setelah ayahku meninggal.
 Aku tinggal di rumah nenekku sejak SMP hingga SMA. Sedangkan adikku yang keempat juga turut tinggal bersamaku di rumah nenek. Dia kelas satu dan aku kelas tiga SMA. Nenek yang memintanya. Jarak rumah nenek tidak begitu jauh dari rumahku. Hanya jalan kami satu menit saja sampai. Jadi, hanya ada dua adikku yang tinggal bersama ibu. Mereka adalah Uti dan Dedek.
Ibuku, layak kuacungi jempol dari setiap tetes peluhnya memperjuangkan kedua adikku itu sekolah. Dulu, ibuku tak pernah ke ladang. Bahkan memacul sawahpun ia tak pernah. Namun, demi keduanya ia memacul sawah dan bekerja membanting tulang di ladang orang. Terkadang hatiku sangat teriris sakit. Tak ada yang bisa kulakukan untuk membantu ibuku. Sementara aku juga dibiayai orang lain. Mungkin, jika bersama ibu aku tak akan bisa melanjutkan sekolah hingga SMA seperti ini. Tapi itu hanya mungkin. Sebab rizki Allah siapa yang tahu?

Aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberi kekuatan dan kesehatan pada ibuku. Hingga kelak kami mampu meringankan beban beratnya. Sosoknya mengingatkanku pada ayah. Ayah yang telah menjadikan siangnya untuk mencari nafkah demi kami.
--------------------------------------------------------- 

Sabtu, 13 Juli 2013

Keutamaan Menangis Kerana Takut dan Rindu Kepada Allah

Bab 54
Keutamaan Menangis Kerana Takut Kepada-Allah Ta'ala Dan Kerana Rindu PadaNya
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang beriman itu sama meniarap dengan dagunya sambil menangis dan al-Quran itu menambah ketundukan mereka." (al-lsra': 109)

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Adakah dari pembicaraan - al-Quran - ini engkau semua menjadi hairan, lalu engkau semua ketawa dan tidak menangis?" (an-Najm: 59-60)

445. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran untukku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu, sedangkan ia diturunkan atas Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang kalau mendengarnya dari orang lain."
Saya lalu membacakan untuknya surah an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat- yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?" - Surat an-Nisa' 41.
Setelah itu Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sudah cukuplah bacaanmu sekarang." Saya menoleh kepada beliau s.a.w., tiba-tiba kedua mata beliau itu meleleh airmatanya." (Muttafaq 'alaih)

446. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berkhutbah, tidak pernah saya mendengar suatu khutbah pun yang semacam itu -kerana amat menakutkan. Beliau s.a.w. bersabda:
"Andaikata engkau semua dapat mengetahui apa yang saya ketahui, nescaya engkau semua akan ketawa sedikit dan menangis banyak-banyak." Anas berkata: "Maka para sahabat Rasulullah s.a.w. sama menutupi mukanya sendiri-sendiri dan mereka itu menangis terisak-isak." (Muttafaq 'alaih)
Keterangannya telah lampau dalam bab: Takut.

447. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis kerana takut kepada Allah sehingga susu itu dapat kembali ke teteknya - menunjukkan suatu kemustahilan. Tidak akan berkumpullah debu fi-sabilillah itu* dengan asap neraka Jahanam."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

448. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada tujuh macam orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya sendiri - yakni hari kiamat, iaitu imam - kepala atau pemimpin - yang adil. Pemuda yang membesar -sejak kecilnya - dalam beribadat kepada Allah, orang yang hatinya tergantung - sangat memerhatikan -kepada masjid-masjid dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, orang lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan berparas cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - demikian pula sebaliknya, iaitu wanita yang diajak lelaki lalu bersikap seperti di atas, juga orang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu disembunyikan sedekahnya itu sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih)
Maksudnya ialah berjihad memerangi musuh agama Allah sewaktu-waktu untuk mengharapkan keredhaanNya.

449. Dari Abdullah bin asy-Syikhkhir r.a., katanya: "Saya mendatangi Rasulullah s.a.w. dan beliau sedang bersembahyang dan dari dadanya itu terdengar suara bagaikan mendidihnya kuali kerana beliau sedang menangis."
Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dalam asy-Syamail dengan isnad yang shahih.

450. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada Ubay bin Ka'ab r.a., demikian:
"Sesungguhnya Allah Azzawajalla menyuruh padaku supaya saya bacakan untukmu ayat ini - ertinya: "Tidaklah akan dapat meninggalkan orang-orang kafir dari ahlul-kitab dan musyrik itu - akan kepercayaannya yang sesat - sampai datang kepada mereka keterangan yang jelas. "Albayyinah" 1-8. Ia berkata: "Apakah Allah menjelaskan namaku pada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Ya." Kemudian Ubay r.a. menangis." (Muttafaq 'alaih)
Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: "Maka Ubay mulai menangis." - Ubay adalah seorang dari golongan sahabat Anshar.
Keterangan:
Sebabnya Ubay r.a. menangis ialah kerana terharu hatinya, gembira bercampur rasa takut kepada Allah Ta'ala, kerana merasa masih kurang kebaktian serta ketaatan yang dilakukan olehnya. Ada pun rasa terharunya itu di antaranya disebabkan kerana dalam surat "Albayyinah" bahagian terakhir dijelaskan bahawa orang-orang semacam sahabat Ubay r.a. itu amat diredhai oleh Allah Ta'ala dan orang itu pun benar-benar sudah redha kepadaNya. Manakala seseorang itu telah diredhai oleh Allah, maka tiada lain tempatnya di akhirat nanti, kecuali syurga.

451. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu 'anhuma sesudah wafatnya Rasulullah s.a.w.: "Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Aiman untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah s.a.w. juga menziarahinya." Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini menangis. Keduanya berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahawasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah s.a.w." Ummu Aiman lalu menjawab: "Sesungguhnya saya tidaklah menangis kerana saya tidak mengetahui bahawasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah s.a.w., tetapi saya menangis ini ialah kerana sesungguhnya wahyu itu telah terputus - sebab Nabi s.a.w. telah wafat." Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu untuk menangis. Kemudian keduanya itu pun menangis bersama Ummu Aiman.
Hadis di atas sudah disebutkan dalam bab: Menziarahi orang-orang ahli kebaikan - lihat Hadis no. 359.

452. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ketika sudah sangat geringnya Rasulullah s.a.w., lalu ditanyakan padanya siapa yang akan menjadi imam shalat. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Perintahkanlah pada Abu Bakar, supaya ia bersembahyang menjadi imam orang-orang banyak!" Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang lelaki yang lemah, jikalau membaca al-Quran, maka bacaannya terkalahkan oleh tangisnya - sehingga bacaannya tidak jelas." Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Perintahkanlah pada Abu Bakar supaya bersembahyang sebagai imam!"
Dalam lain riwayat disebutkan: Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu apabila mengganti kedudukan Tuan - sebagai imam, ia tidak dapat memperdengarkan suaranya kepada orang-orang banyak sebab tangisnya." (Muttafaq 'alaih)

453. Dari Ibrahim bin Abdur Rahman bin 'Auf, bahawasanya Abdur Rahman bin 'Auf r.a. diberi hidangan makanan, sedangkan waktu itu ia berpuasa, lalu ia berkata: "Mus'ab bin Umair itu terbunuh - fi-sabilillah. Ia adalah seorang yang lebih baik daripada-ku, tetapi tidak ada yang digunakan untuk mengafaninya - membungkus janazahnya - kecuali selembar burdah. Jikalau kepalanya ditutup, maka nampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup maka nampaklah kepalanya. Selanjutnya untuk kita sekarang ini dunia telah dibeberkan seluas-luasnya - banyak rezeki. Atau ia berkata: "Kita telah dikurniai rezeki dunia sebagaimana yang kita terima ini - amat banyak sekali. Kita benar-benar takut kalau-kalau kebaikan-kebaikan kita ini didahulukan untuk kita sekarang - sejak kita di dunia ini, sedang di akhirat tidak dapat bahagian apa-apa." Selanjutnya ia lalu menangis dan makanan itu ditinggalkan. (Riwayat Bukhari)

454. Dari Abu Umamah, iaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala daripada dua titisan dan dua bekas. Dua titisan itu ialah titisan airmata kerana takut kepada Allah dan titisan darah yang dialirkan fi sabilillah. Adapun dua bekas iaitu bekas luka fi-sabilillah dan bekas dalam mengerjakan kefardhuan dari beberapa kefardhuan Allah Ta'ala - semacam bekas sujud dan lain-lain."
Diriwayatkan Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
Dalam bab ini masih banyak lagi Hadisnya, di antaranya ialah Hadisnya al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: "Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah s.a.w., iaitu suatu nasihat yang semua hati dapat menjadi takut kerananya dan mata pun dapat melelehkan airmata." Hadis ini telah lalu dalam bab: Melarang kebid'ahan-kebid'ahan - lihat Hadis no. 157 dan 171.


Dikutip dari kitab Riyadhus Shalihin (Taman-taman Orang-orang Shalih) oleh Imam An Nawawi [Kitab 1]

Kamis, 11 Juli 2013

Keutamaan Mencintai Kerana Allah

Bab 46

Keutamaan Mencintai Kerana Allah Dan Menganjurkan Sikap Sedemikian, Juga Memberitahukannya Seseorang Kepada Orang Yang Dicintainya Bahawa Ia Mencintainya Dan Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diberitahu Sedemikian Itu

Allah Ta'ala berfirman:
"Muhammad adalah Rasulullah dan orang-orang yang beserta Muhammad itu mempunyai sikap keras - tegas - terhadap kaum kafir, tetapi saling kasih-mengasihi antara sesama kaum mu'minin." sampai ke akhir surah. (al-Fath: 29)

Allah Ta'ala berfirman pula:
"Dan orang-orang yang telah lebih dulu dari mereka bertempat tinggal  dalam  kampung -  Madinah   - serta  beriman [39]  mereka menunjukkan   kasih-sayang   kepada  orang  yang  berpindah   ke kampung mereka itu." (al-Hasyr: 9)

374. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Ada tiga perkara, barangsiapa yang tiga perkara itu ada di dalam diri seseorang, maka orang itu dapat merasakan manisnya keimanan iaitu: jikalau Allah dan RasulNya lebih dicintai olehnya daripada yang selain keduanya, jikalau seseorang itu mencintai orang lain dan tidak ada sebab kecintaannya itu melainkan kerana Allah, dan jikalau seseorang itu membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka." (Muttafaq 'alaih)

375. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Ada tujuh macam orang yang akan dapat diberi naungan oleh Allah  dalam   naunganNya  pada  hari  tiada   naungan   melainkan naunganNya [40] - yakni pada hari kiamat, iaitu: imam - pemimpin atau kepala - yang adil, pemuda yang tumbuh - sejak kecil - dalam beribadat kepada Allah Azza wa jalla, seseorang yang hatinya tergantung - sangat memerhatikan - kepada masjid-masjid, dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, keduanya berkumpul atas keadaan yang sedemikian serta berpisah pun demikian pula, seseorang Ielaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan serta kecantikan wajah, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - ataupun sebaliknya yakni yang diajak itu ialah wanita oleh seorang Ielaki, seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu menyembunyikan amalannya itu - tidak menampak-nampakkannya, sehingga dapat dikatakan bahawa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya dan seseorang yang ingat kepada Allah di dalam keadaan sepi lalu melelehkan airmata dari kedua matanya." [41] (Muttafaq 'alaih)

376. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat: "Manakah orang-orang yang saling cinta-mencintai kerana keagunganKu? Pada hari ini mereka itu akan saya beri naungan pada hari tiada naungan melainkan naunganKu sendiri." (Riwayat Muslim)

377. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, engkau semua tidak dapat masuk syurga sehingga engkau semua beriman dan engkau semua belum disebut beriman sehingga engkau semua saling cinta-mencintai. Sukakah engkau saya beri petunjuk pada sesuatu yang apabila itu engkau semua lakukan, maka engkau semua dapat saling cinta-mencintai? Sebarkanlah ucapan salam antara engkau semua." (Riwayat Muslim)

378. Dari Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. bahawasanya ada seorang Ielaki berziarah kepada seorang saudaranya di suatu desa lain, kemudian Allah memerintah seorang malaikat untuk melindunginya di sepanjang jalan," kemudian dihuraikannya Hadis itu sampai kepada sabdanya: "Sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu kerana Allah." (Riwayat Muslim)
Hadis ini telah lalu dalam bab yang sebelum ini - lihat Hadis no. 260.

379. Dari Albara' bin 'Azib radhiallahu'anhuma dari Nabi s.a.w. bahawasanya beliau bersabda mengenai golongan sahabat Anshar:
"Tidak mencintai kaum Anshar itu melainkan orang mu'min dan tidak membenci mereka itu melainkan orang munafiq; barangsiapa yang mencintai mereka, maka ia dicintai oleh Allah dan barangsiapa membenci mereka, maka mereka dibenci oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)

380. Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah 'Azzawajalla berfirman:
"Orang-orang yang saling cinta-mencintai kerana keagunganKu, maka mereka itu akan memiliki mimbar-mimbar dari cahaya yang diinginkan pula oleh para nabi dan para syahid - mati dalam peperangan untuk membela agama Allah."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

381. Dari Abu ldris al-Khawlani rahimahullah, katanya: "Saya memasuki masjid Damsyik, tiba-tiba di situ ada seorang pemuda yang bercahaya giginya - yakni suka sekali tersenyum - dan sekalian manusia besertanya. Jikalau orang-orang itu berselisih mengenai sesuatu hal, mereka lalu menyerahkan persoalan itu kepadanya dan mereka mengeluarkan huraian dari pendapatnya, kemudian saya bertanya mengenai dirinya, lalu menerima jawapan: "Ini adalah Mu'az bin Jabal. Setelah hari esoknya, saya datang pagi-pagi sekali, lalu saya dapati Mu'az sudah mendahului saya datang paginya. Ia saya temui sedang bersembahyang. Kemudian saya menantikannya sehingga ia menyelesaikan shalatnya. Seterusnya saya pun mendatanginya dari arah mukanya, lalu saya mengucapkan salam padanya, kemudian saya berkata: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu kerana Allah." Ia berkata: "Kerana Allahkah?" Saya menjawab: "Ya, kerana Allah." Ia berkata: "Kerana Allah?" Saya menjawab: "Ya, kerana Allah." Mu'az lalu mengambil belitan selendangku,kemudian menarik tubuhku kepadanya, terus berkata: "Bergembiralah engkau, kerana sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Wajiblah kecintaanKu itu kepada orang-orang yang saling cinta-mencintai kerana Aku, duduk-duduk bersama kerana Aku, saling ziarah-menziarahi kerana Aku dan saling hadiah-menghadiahi kerana Aku."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Almuwaththa' dengan isnadnya yang shahih.
Sabda Nabi s.a.w.: Hajartu ertinya berpagi-pagi sekali mendatangi, ini adalah dengan syaddahnya jim. Sabdanya s.a.w.: Aallahi, faqultu: Allah. Yang pertama dengan hamzah mamdudah untuk istifham - pertanyaan, sedang yang kedua tanpa mad.

382. Dari Abu Karimah iaitu al-Miqdad - di sebahagian naskhah disebut al-Miqdam-bin Ma'dikariba r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Jikalau seseorang itu mencintai saudaranya, maka hendaklah memberitahukan pada saudaranya itu bahawa ia mencintainya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

383. Dari Mu'az r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya dan bersabda:
"Hai Mu'az, demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu. Kemudian saya hendak berwasiat padamu hai Mu'az, iaitu: Janganlah setiap selesai shalat meninggalkan bacaan - yang ertinya:
Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk tetap mengingatMu serta bersyukur padaMu, juga berilah saya pertolongan untuk Beribadat yang sebaik-baiknya padaMu."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad shahih.

384. Dari Anas r.a. bahawasanya ada seorang lelaki yang berada di sisi Nabi s.a.w., lalu ada seorang lelaki lain berjalan melaluinya, lalu orang yang di dekat beliau berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini." Nabi s.a.w. bertanya: "Adakah engkau sudah memberitahukan padanya tentang itu?" Ia menjawab: "Tidak - belum saya beritahukan." Nabi s.a.w. bersabda: "Beritahukanlah padanya." Orang yang bersama beliau s.a.w. lalu menyusul orang yang melaluinya tadi, lalu berkata: "Sesungguhnya saya mencintaimu." Orang itu lalu menjawab: "Engkau juga dicintai oleh Allah yang kerana Allah itulah engkau mencintai aku." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Dikutip dari Kitab Imam An Nawawi : Riyadhus Shalihin (Taman-taman orang-orang shalih)

Catatan Kaki:

39. Yang dimaksudkan ialah kaum Anshar radhiallahu 'anhuma, sebab merekalah yang menetap terus di Madinah dan telah meresaplah rasa keimanan dalam jiwa mereka.

40. Naungan Tuhan ini dapat diartikan secara sebenarnya yakni naungan dari 'arasynya Tuhan, tetapi dapat pula diertikan sebagai kinayah yakni dalam lindungan Tuhan dan ditempatkan di tempat yang dimuliakan.

41. Meleleh airmatanya, maksudnya ialah kerana ingatannya memusat betul-betul kepada Allah, merasa banyak dosa yang dilakukan, juga karena amat rindu untuk segera bertemu denganNya dalam keadaan diridhai olehNya.


Jumat, 05 Juli 2013

Berdamai dgn HATI

Deretan kalimat dibawah ini cukup BIJAK utk menampar bagi sebagian kita yg MASIH menganggap sesama kita (seolah HARUS) saling tubruk menubruk hanya demi sebuah EKSISTENSI POLITIK dimata manusia |Bukankah hanya ridho-Nya yg sentiasa kita harap?

Fitnah kian merajalela , seolah manusia tak kenal lagi apa itu akhlak mulia | Bukankah Rasulullah nyatakan kita ini adalah saudara seakidah? | Kemenangan itu PASTI | Tp meng-ikhtiarkan sebabnya itu WAJIB | Bagimana kemenangan ujuk-ujuk datang, sementara tubuh kita carut marut?

Ayoolaah, bijaklah dlm berkata, santunlah dlm bersikap | Jgn mudah terprovokasi | apalagi jadi pihak yg tertuduh | Kita satu, kita saudara, kita teman, kita sama2 berjuang, karena kita MUSLIM |

Perjuangan kita SATU yaitu terterapkannya hukum2 Allah di bumi Allah dlm bingkai‎#DaulahKhilafahIslamiyah ^^

Ust. Felix Siauw said :

::bersalah itu biasa, menyalahkan itu kebiasaan | gagal itu wajar, menggagalkan itu kurang ajar

::menyebar berita tak tentu sumber itu kebohongan | mempercayainya akan jadikan sumber kejahatan

::bijak itu berpikir sebelum bicara | utamakan data daripada kata | pertimbangkan rasa juga masa

::kita cukup pintar untuk paham siapa kawan siapa lawan | maka dalam situasi sulit perbanyak rekan dan teman

>>>Reminder to aLL Hamlud Da'wah janganlah terkecoh dgn POLITIK BELAH BAMBU (Eh, belah bambu gx yak?? %#*@$^....hihi ) oleh kaum KAFIR!!!

Kamis, 04 Juli 2013

Melankolis Beud Ane :'(

Dua kali baca novel mba Yuni  Astuti, dua kali juga aku dibuatnya menangis. Haduuuh, mba Yuni bisa saja. Ini novel yang benar2 mengharu biru atau akunya yang cengeeng??? Eh, tp tunggu dulu. Yg patut diacungi jempol, ya seharusnya tulisan kan bisa mengajak serta pembaca ada didalamnya. Coba bayangi klo baca novel tapi qt gx ada respon apa2?? Klo aku mah, langsung aku cuekin tuh novel. Jangankan dibaca, dilirik ajah kagak akan lagi.

Hmm, itulah keajaiban menulis. Bayangkan, apa yg qt tulis itu mampu menginspirasi orang lain. Apalagi tulisan kita bermuatan kebaikan dan kebenaran Islam. Josss bangeet kan??? TOP  BGT deh buat mbak Yuniku sayaaaang :D