Jumat, 27 April 2012

AYAT-AYAT PENAWAR GALAU !!!

Ayat pertama, berserah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Kita sangat dituntut untuk memiliki semangat bekerja keras, namun apapun hasilnya harus diserahkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana telah berfirman Allah Subhanahu Wata’ala yang artinya:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“ (QS: al Insyirah: 7-8).

Dengan berserah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, kita akan melakukan apapun dengan ketenangan dan kenyamanan bathin karena ada jaminan Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memelihara ciptaan-Nya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaaq : 3).

Ayat kedua, bersabar karena Allah Subhanahu Wata’ala. Bersabar disini bukan berarti menunggu dan pasrah begitu saja, sabar dalam artian menerima takdir Allah Subhanahu Wata’ala sebagai yang terbaik dan senantiasa mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik pula. Allah Subhanahu Wata’ala menegaskan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat ke 200 yang artinya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, supaya kamu beruntung.”

Dan sesungguhnya dengan bersabar Allah Subhanahu Wata’ala sedang menyertai kita. Bukankah suatu kemuliaan bagi manusia jika sang Maha Pencipta sudi menyertai hidupnya? Inilah janji Allah Subhanahu Wata’ala Allah Subhanahu Wata’ala Ta’ala dalam firman-Nya;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣

“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153).

Ayat ketiga, berteguh hati dan fikiran. Flash-back terkait makna ‘galau’ jika dipahami keresahan hati, maka kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan hati dan fikiran bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah mengatur semesta alam ini. Jadi, tidak ada lagi kebimbangan mau jadi apa dan kemana masa depan kita, yang penting lakukanlah apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Berikut Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah Subhanahu Wata’ala) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. At-Taubah : 105)

Ayat keempat, sedih dilarang Allah Subhanahu Wata’ala.

Sebagai umat Islam, kita harus merasa beruntung dalam berbagai hal kehidupan. Karena Islam telah merangkum aturan hidup manusia hingga akhir zaman, dan tidak sepatutnya seorang hamba Allah Subhanahu Wata’ala bersedih kecuali sedih karena dosanya. Allah Subhanahu Wata’ala memotivasi kita dalam firman-Nya;
لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا

“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala bersama kami.” (QS. At Taubah: 40)

Ayat kelima, menghadap Allah Subhanahu Wata’ala.

Adukanlah semua permasalahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena pasti Allah Subhanahu Wata’ala mempunyai semua solusinya. Sangat wajar jika kita menemui masalah dalam menjalani kehidupan ini, namun jangan pernah mundur atau takluk pada permaslahan itu. Allah Subhanahu Wata’ala sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
يَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah 5)

Selasa, 17 April 2012

Dimana Hati mu???


Menjadi seorang pujangga,
bukan lah hal yg kuingini,
menjdi seorang puitis,
tak prnh terlitas dibenakku,
tapi tahu kah kau,
sbab kisah cinta kini yg tlah kurangkai bersamamu,
musnah tak berbekas sdikit pun dihati ini.
punah layaknya sbatang kayu yg tlah rapuh,
pcah berkeping keping layaknya kaca terhempas terjatuh.
begitu yg kurasakan kini.
hanya karna karena kau ingkari janji suci kita.
janji suci yg kita ungkap bersama,
untuk tetap saling stia mnunggu kapan tiba saatnya aku dan kau akan bertemu,
bertemu dalam sbuah jalinan cinta yg sbenarnya.
tp belum tiba saat indah itu,
kau tlah pergi ingkari janji.
janji yg mungkin tak punya bukti,
yg hanya disaksikan bulan dan bintang membisu.
tp janji itu betul trucap dari mulut manismu.

apa yg kau lakukan dibelakangku?
apa yg kau ingini dari janji yg kini kau ingkari?
sdarkah kau tlah sakiti aku?
sdarkah kau apa yg kini kau lakukan?
kau pergi seolah tak bersalah,
kau pergi seolah tak berdosa.
sadis memang caramu,
tak terfikir olehku,
kau tega lakukan itu,
dari smua itu,
apakah kau tlah berhenti menyakiti?
kurasa tidak,
kau sakiti aku bertubi tubi,
sahabat yg slalu menemaniku,
sahabat dimana tempat aku biasa mencurahkan isi hatiku ktika kau buat aku tertawa,menangis,kcewa, dan terluka.
dia sahabat ku,
dia tau tentang aku dan kau,
tega nian kau rebut lagi dari dekapanku,
merebutnya dgn cara menjalin cinta dgnnya,

apa yg kau mau sbenarnya?
sungguh aku tak dapat pahami isi hatimu.

cukup puas kau buat aku menangis,
cukup puas kau buat aku merintih menahan sakit hati yg kau yg kau ukir dihatiku.
tapi kau rebut lagi sahabatku.

dikesendirianku menangis pilu.
ingin rasanya kau kubunuh dgn sembilu.
tak sadarku,
mencaci makimu.

sungguh kisah cinta yg tak sanggup aku mengerti.

kamu,
kuingin kau tak ada lagi dalam khayal,nyata dan mimpiku.
sungguh kuingin lupakan smua tentangmu.
agar aku berhenti menangis sbab ulahmu.
merelakanmu tuk pergi kini tlah kucoba.
dan melupakanmu akn kulakukan,
agar aku tenang menjalani hari2ku mesti tanpamu.
slamat tinggal kisah cinta yg pedih.
pergilah kau dengan kenangan mu dan hidup mu yg baru.
jangan pernah menampakkan wajah munafik mu di hadapan ku lagi
sudah terlalu bodoh orang yg mengagumi kemunafikan mu
selamanya kau perih itu tak akan bisa kau sembuhkan yg tlah membekas di hati ku.
ingatlah apa yg kau perbuat akan menimpa mu sendiri....
 
                                                wRitten by : Dhoel Zhy
                                                thankz for your big inspiratioN
Top of Form
Bottom of Form

Senin, 16 April 2012

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, "Aku Mencium Bau Surga!"

Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ada tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan seleain dari naunganNya... di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah."
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhir ra, ketika perang Uhud ia berkata, "Wah... angin Surga, sungguh aku mencium bau Surga yang berasal dari balik gunung Uhud."
Seorang Dokter bercerita kepadaku, Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit atau mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka. "Jangan khawatir! Saya akan meninggal... tenanglah... sesungguhnya aku mencium bau Surga!" Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat trsebut di hadapan para dokter yang sedang merawatnya, ia berkata kepada mereka, "Wahai saudara-saudara, aku akan mati, janganlah kalian menyusahkan diri sendiri... karena sekarang aku mencium bau Surga."
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, "Asyhadu alla ilaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah". Ruhnya melyang kepada Sang Pencipta.
Allohu Akbar... Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari... semua kalimat tidak mampu terucap... dan pena telah kering di tangan... aku tidak kuasa apa-apa kecuali hanya mengulang-ulang firman Allah.
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (QS. Ibrahim [14] : 27)
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi. Ia melanjutkan kisahnya. Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudaranya Dhiya' di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terkahir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesuah shalat Magrib pada hari yang sama.
1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat." Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.
2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga para persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh rang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanalloh...sungguh indah kematian seperti ini. Kita mohon semoga Alloh menganugerahkan kita khusnul khatimah.
Saudara-saudaraku tercinta... kisah belum selesai... saudara Dhiya' bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia mendapatkan husnul khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan; meninggal dengan mencium bau Surga.
Ayahnya berkata, "Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapar melaksakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur'an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU."
Aku katakan, "Maha benar Alloh yang berfirman, 'Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami ialah Alloh" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu" Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (QS. Fushshilat [41] : 30-32)
(Serial Kisah Teladan; Muhammad bin Shalih Al-Qahthani)


KeNapa Kamu GALAU????


Di ujung negeri antah berantah
Maupun di benua biru bersalju
Kutemukan sebuah kelucuan kata
Entah remaja maupun orang dewasa menyebut makna “Galau”
Seorang saudariku bercerita bahwa tatkala keluarga kami mudik ke Indonesia beberapa minggu lalu, dia berkenalan dengan seorang muslim dari negara tetangga via jejaring sosialnya. Namun pembicaraan mereka yang telah serius segera membuahkan hasil ‘dadakan’, yaitu mereka akan bertemu di Krakow dan membicarakan pernikahan. Sebut saja Muslimah, sisterku ini begitu bersemangat kalau bercerita tentang ragam kisah cintanya di usia remaja. Singkat kata, “Sister, I have invited him, jadi si brother ini datang ke Krakow, dan menginap di rumah orang tuaku…”, ujar sister Muslimah padaku. “Invite” disini tentunya berarti mensponsori visa si pendatang dan harus mendukung urusan “hidup si pendatang ketika disini”.
Beberapa hari berlalu, si brother mengajak sister untuk berkunjung ke flat seorang wanita Poland, sebut saja si wanita ini Halina. Muslimah bertemu dengan Halina dan ikut berbincang-bincang. Beberapa menit selanjutnya, datanglah seorang bocah imut, bayi laki-laki yang lucu yang belum genap berusia dua tahun menuju Halina. Hati Muslimah mulai bertanya-tanya, apalagi dilihatnya bahwa brother tersebut lebih akrab dengan Halina, dan dalam momen lanjutannya ia bahkan hampir pingsan melihat brother itu mencium Halina.

“Ooooh, My God!!! Ternyata si brother bilang ke Halina bahwa saya adalah ‘sister in Islam’, hanya itu! Dan Ketika saya tanya kepada Halina, “who are you?”, jawabannya membuat muka saya merah dan ingin berteriak sekencang-kencangnya namun saya tahan! Halina itu adalah wanita Poland yang merupakan istri (dengan nikah siri) dari si brother. Dan beberapa waktu lalu, brother itu harus pulang ke tanah airnya karena kehabisan visa, maka ia harus meninggalkan istri dan anaknya yang baru berusia sebulan. Kacau…. Kacau… hati saya pun jadi kacau, dan galau….”, bernada emosi, ia ceritakan padaku kegalauan itu. “Boro-boro ia datang padaku untuk membicarakan pernikahan, jelas-jelas ia sedang kangen pada bayinya dan sudah beristri dengan Halina itu!”, sambungnya. Yah, banyak kejadian serupa terjadi di Eropa secara umum, menimpa saudari muallaf kita, mayoritas kasusnya adalah ‘urusan visa’. Seperti si brother (suami Halina tersebut), ia memperalat sister Muslimah karena kesulitan berkomunikasi dengan Halina, sedangkan (menurutnya) ia rindu pada bayinya.

Pengalaman buruk sister lain yang diketahui Muslimah pun membuatnya jadi tambah galau, ia bilang, “Dan masya Allah… sister Ummu Azzam, I have heard that sist Fulanah has divorced! Dan sist Layla dipukuli suaminya! Ya Allah… Mungkin saya memang gak akan punya suami, pusing! Laki-laki egois semua yah?!”, ujarnya, “Hehehehe…. Sisters lain banyak lho yang punya suami sholeh dan baik hati, termasuk saya….”, kalimatku mengingatkannya pada Abu Azzam. Ia jadi tersenyum meskipun agak terpaksa, senyum yang kurang optimis, “Iya… kamu beruntung. Suamimu ‘egois’ untuk hal yang tak mengizinkan istri bekerja di luar rumah tetapi memang memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik, dan kamu memang istri yang taat suami, sister, sampai saya terkagum-kagum melihat anak-anakmu yang sopan dan ceria, subhanalloh… Hmmmm, tapi ini karena suamimu adalah muslim yang baik dan kamu memang muslimah yang baik…. Aaaah, kapan sih bisa ketemu yang kayak suamimu???”, ia curhat seraya menarik kesimpulan sendiri.
Kupegang tangannya yang tampak tegang, ah jadi teringat, sepuluh tahun yang lalu, mungkin kalau saya curhat di depan seniorku, seperti itulah emosi diri ini, demikian pikirku. Betapa berbeda emosional diri remaja belasan tahun hingga usia menginjak dua puluh dua, Alhamdulillah ternyata diriku kini telah melalu usia “ekstra waspada” itu dengan selamat sentosa dalam mahligai indah perlindungan terbaik-Nya.
“Hmmmm…dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula), that’s surah An-Nuur, sist….Subhanalloh, kamu sudah berhasil menyimpulkan sendiri permasalahanmu…iya khan?”, kukedipkan mata padanya. Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Tata hidup agar sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Jangan sampai tergoda untuk belajar dari tontonan bejat yang menampilkan adu domba dan fitnah agar bisa meraih impian bersuami atau beristrikan pasangan yang berharta segunung dengan omset bermilyar dollar dalam bisnisnya, dan ujungnya bisa berbulan madu di kapal pesiar mewah---tanpa diketahui pihak jelata bahwa kesenangan itu diraih dari tindakan haram korupsi dan kolusi, yang sesungguhnya akan berujung ‘sad-ending’ di yaumil hisab. Naudzubillahi minzaliik. Semoga Allah melimpahkan hal terbaik buat kita. Maka kita optimalkan ikhtiar dengan memperbaiki diri, meluruskan cita-cita dan niat, pembersihan hati setiap saat, insya Allah di waktu yang tepat, sosok yang tepat itu datang dengan suasana yang paling baik pula, Aamin.
Kulanjutkan dengan kalimat tanya, “Sister yakin ingin menikah saat ini?”, (sambil mikir-mikir, ada banyak ikhwan Indonesia nih yang “nitip salam kenal”, hehehe). Sisterku itu yang memang lagi galau, menjawab pun galau, “Nikahnya nanti sist, maksudku…. Saya mau fokus kuliah dulu, nungguin kuliah selesai, kan saya juga mau ber-relationship seperti teman lainnya….”, jawabnya. Naah, kalau memang sedang sibuk dan fokus kuliah, dinikmati aja!
“Dear…. Kalau gitu, fokusin saja kuliah kamu. Nanti kalau kamu memang benar-benar siap mau menikah, muslim sholeh terbaik yang merupakan jodoh dari-Nya pasti akan hadir. Sekarang dia belum datang di hadapanmu, karena memang kamunya belum siap, kan sist?! Gak usah mikirin suami si anu yang menceraikan istrinya, suami si itu yang memukuli istrinya, dan sebagainya, pokoknya gak perlu galau, cukuplah kamu isi aktivitas bermanfaat di hari ini, masa mendatang adalah misteri-Nya bukan untuk menyebabkan pikiran galau…hehehe”, kalimatku mungkin tak terlalu didengarkannya, sisterku masih cemberut alias manyun, lingkungan pergaulan memang sangat mempengaruhi seseorang, kalau menjadi ‘jomblo’ sementara semua teman berpacaran, maka yang menjomblo itu agak minder, kemungkinan besar seperti itulah perasaan saudariku ini.
Di sisi lain, sosok Zayhana sedang resah dan galau pula, ia sedang berduka, perceraian tak terelakkan, belum genap setahun pernikahannya sehingga saudari lainnya bertanya seraya mengurut dada, “What’s wrong, dear?”. Ternyata “penipuan masalah visa” terjadi lagi (dan memang masih terus-menerus terjadi). Satu hari di hari H pernikahan Zayhana, suaminya baru berkata jujur bahwa sesungguhnya ia sudah menikahi wanita lain karena terdesak urusan visa beberapa waktu lalu, namun ‘istri pertama’nya itu akan diceraikannya karena memang mereka melakukan pernikahan demi selesainya prosedur visa tersebut, tak ada hubungan suami-istri, tak tinggal serumah, dan sejenisnya. Zayhana merasa sakit hati dan kesal sekali, kami yang mendengar hal itu pun turut terkejut, astaghfirrulloh…Alangkah beraninya pemuda itu mempermainkan lembaga suci pernikahan demi kepentingan pribadi atas selembar visa Eropa!
Namun belum sempat urun saran membukakan pikiran Zayhana yang masih sangat muda itu, sisters lainnya tak dapat berbuat apa-apa ketika Zayhana memutuskan untuk langsung bercerai dengan sang suami, bahkan dengan cepat ia telah berkenalan akrab kembali dengan pemuda muslim dari negara lain dan menanti berakhirnya masa ‘iddah untuk segera menikah. Kemudian, calon suami kedua tersebut memiliki problem dalam keluarga besarnya, Zayhana yang baru resmi bercerai pun menjadi kembali galau. Dan ajang silaturrahim pun bisa dijadikan ajang curhat tanpa solusi, ngobrol ngalor-ngidul tentang ‘pangeran idaman’, padahal tuan rumah biasanya menginginkan momen pendekatan yang lebih akrab di antara saudari muslimah ketika mengundang untuk bersilaturrahim. Yah, kegalauan yang kian meresahkan hati itu biasanya berimbas pada hubungan pertemanan, ‘jeleknya mood’ dalam beraktivitas, bahkan menurunkan potensi dan kreativitas.
“Maafkan saya sister, hanya dapat menjadi pendengar yang baik, atau kurang baik malah, sebab anak-anakku yang sibuk bermain atau sesekali rewel di dekat kita terkadang menyebabkan pembicaraan menjadi kurang jelas. Namun saya yakin bahwa sekarang kamu lebih lega dan punya ide pribadi agar problemmu segera selesai. Yang Paling Setia mendengarkan keluhan dan kegelisahanmu adalah Allah, sist… tanyakan pada-NYA, yakin deh, pasti galau itu lenyap disiram air wudhu…sabar dan sholat adalah penolong buat hamba-Nya yang beriman…”, kalimat itu sering kuucapkan pada saudariku di Krakow yang tengah resah dan galau. Satu hal yang kukagumi ketika sisters tersebut tengah dilanda masalah dalam kegalauan yang amat sangat, ternyata yang mereka cari adalah saudari (muslimahnya), atau menuju masjid, atau bertanya tentang jadwal silaturrahim dalam waktu dekat agar tidak makin stress menghadapi kenikmatan ujian hidup, berbeda dengan teman-teman yang bukan muslim yang mengalihkan permasalahan dengan meminum pil penenang atau bermabuk-mabukan dengan berbagai jenis minuman keras meskipun jika dianalisa, perkara yang dihadapi amatlah sepele.
Bagaimana dengan saudara-saudari di Indonesia?
Kenapa kamu galau dengan beberapa hentakan di atas bumi-Nya
Sedangkan kita hanya menumpang tinggal sebentar saja
Mungkin tulus ikhlas dalam nurani harus kita analisa lagi
Dan kekuatan hubungan dengan-Nya harus kian kita kencangkan
Serta lembaran cerita persahabatan tetap teruntai sejati
Tiada galau dan resah dalam kamus optimis pemuda islam
Semangat meraih cita dan tetaplah optimis pada pertolongan Ilahi
Wallohu’alam bisshowab.

Kamis, 05 April 2012

Perempuan Simbol Kemuliaan



 

Saat ini, banyak fenomena yang kita dapati terkait dengan keberadaan perempuan di seluruh belahan dunia. Banyak penghargaan yang diberikan kepada perempuan namun, hanya dari sisi kecantikan dan kemolekannya saja. Tidak heran jika perempuan banyak dijadikan sebagai objek perdagangan dan bisnis para kapitalis dalam berbagai bidang seperti dunia kerja, industri hiburan, dan industri kosmetik. Dari fakta tersebut, kita mendapati bahwa perempuan saat ini tidaklah mendapatkan derajat kemuliaan, perempuan hanya dianggap sebagai alat untuk memperoleh keuntungan oleh para kapitalis.
Perempuan saat ini banyak yang bekerja tanpa memperhatikan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri yang harus mengurus rumah tangganya. Ibu yang seharusnya mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak lagi mampu menjalankan tugasnya karena aturan dalam dunia kerja sistem kapitalisme. Bagimana mungkin seorang perempuan dapat mengurus anak dan rumah tangganya jika jam kerja yang harus dilaksanakannya adalah seharian penuh. Hal ini mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Lebih parah lagi di beberapa Negara, perempuan dilarang untuk memakai jilbab dan kerudung saat bekerja, kuliah ataupun sekolah. Anehnya aturan ini diciptakan oleh Negara demokrasi kapitalis yang mengaku menjamin kebebasan beragama bagi setiap individu masyarakat. Jika muslimah dilarang menggunakan jilbab dan kerudung yang merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, ini menunjukkan bahwa kapitalisme adalah sistem pemerintahan yang tidak dapat memberikan keadilan kepada umat khusunya umat muslim.
Begitu juga dalam industri hiburan, kita dapat melihat bahwa perempuan saat ini sudah bagaikan sampah yang tidak bernilai harganya. Pakaian seksi dan serba kurang menjadi trend masa kini. Sekalipun saat ini trend pakaian muslimah, tetap yang ditonjolkan adalah keseksian perempuan bukan hukum Syara’. Iklan-iklan yang ditayangkan dalam televisi pun selalu disertai dengan perempuan cantik dan pakaian serba minim sebagai ikonnya, mulai dari iklan kosmetik, makanan, sampai mobil baru. Sejatinya, perempuan tersebut tidak dapat mendeskripsikan kualitas produk yang diiklankan. Film-film yang diciptakan pun memberikan kesan suatu kehidupan seorang perempuan yang tidak sedikitpun menerapkan syari’at islam. Seklipun film yang berbau religius, yang dibahas hanya seputar poligami yang digambarkan sebagai ketidakadilan terhadap perempuan.
Industri kosmetik merupakan industri yang sangat diperhitungkan saat ini. Tampil cantik sepertinya menjadi harga mati bagi kesuksesan perempuan. Alhasil Tabarujj merupakan cara praktis yang sudah menjadi tradisi para perempuan yang menginginkan kehidupan yang dihargai. Hal ini menjadikan kehalalan kosmetik bukan lagi menjadi standar dalam pemilihannya. Tak jarang, demi meraih keuntungan yang besar, bahan yang digunakan tidak memperhatikan kehalalannya dan dampaknya bagi kesehatan perempuan.
Jargon emansipasi wanita dijadikan sebagai kekuatan untuk dapat terus mengeksploitasi para perempuan di dunia ini, padahal emansipasi yang mereka perjuangkan justru semakin menambah keterpurukan bagi derajat perempuan. Sayang sekali jika seorang muslimah ikut memperjuangkan emansipasi ini. Karena Islam mendudukkan  perempuan sebagai perhiasan yang berharga dan wajib dijaga atau dipelihara layakna intan permata. Islam menjaga perempuan yang berharga ini dengan seperangkat aturan yang terkait dengan pola relasi individu antara pria dan wanita, perlakuan keluarga, serta perlakuan masyarakat dan Negara. Islam telah menetapkan kehidupan natural bagi manusia yaitu ada 2 tempat (termasuk perempuan), yaitu kehidupan rumah (khusus) dan kehidupan di luar rumah (umum). Dalam kehidupan di luar rumah, islam telah menetapkan suatu pakaian bagi seorang muslimah yang dapat menjaga perhiasan berharga yang ia miliki. Rosululloh bersabda bahwa bagi seorang perempuan yang dewasa apa bila sudah haid maka tidak boleh darinya terlihat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan pakaian bagi seorang muslimah yaitu jilbab (Al-Ahzab:59) dan kerudung (An-Nur:31). Jadi busana muslimah yang syar’i adalah jilbab plus kerudung yang diulurkn sampai ke dada. Islam tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja di luar rumah. Islam yang teraplikasi dalam sebuah Negara, akan menjamin kesejahteraan setiap rakyat termasuk perempuan.
Kesejahteraan dalam Islam diartikan sebagai terpenuhinya seluruh potensi yang dimilki manusia secara optimal baik kebutuhan pokok, sekunder dan tersier. Jaminan tersebut diwujudkan dalam beberapa  pengaturan. Yang pertama mewajibkan laki-laki memberi nafkah kepada diri dan keluarganya. Setiap laki-laki mampu bekerja, islam mewajibkan mereka untuk berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Ini dijelaskan dalam  QS. Al-Baqarah:233. Yang kedua, mewajibkan kerabat dekat membantu saudaranya. Yang ketiga, mewajibkan kaum muslim untuk membantu sesamanya yang kekurangan. Dan yang terakhir adalah kewajibkan Negara untuk mengurus rakyatnya. Negara bertindak sebagai pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan bertanggungjawab mewujudkan kemaslahatan bagi mereka melalaui penerapan hukum Islam secara kaffah (QS. Adz-Dzariyat:19), yaitu dengan pengelolaan SDA yang sesuai hukum Islam. Dengan demikian, kesejahteraan akan mudah tercapai.
Saatnya kita membuka mata bahwa sistem kapitalisme tidak akan pernah mampu mensejahterakan perempuan dan masyarakat, hanya Khilafah Islamiyahlah yang mampu mensejahterakan perempuan, dan seluruh masyarakat. Dengan terpenuhinya kebutuhan pokok, sekunder dan tersier maka tidak ada alasan bagi perempuan untuk tida menjalankan tugas utamanya sebagai ibu dan istri solihah karena wanita adalah simbol kemuliaan bagi Islam.
Kemuliaan tertinggi bagi wanita adalah menjadi wanita solihah. Saatnya Muslimah bicara masa depan bangsa dengan Islam, Syari’ah, dan Khilafah. 

Oleh: Linda Ariyanti (Tim SENADA Lampung, Mahasiswa POLINELA)

Warning Buat Cowok Playboy

 
Ah, punya gandengan sebiji, sekarang mah udah ketinggalan jaman. Nggak heran dong kalo anak cowok punya banyak koleksi ‘sephia’. Hati-hati, jangan sampe kamu termasuk aktivisnya.
Bro en sis, jaman berubah, cerita cinta pun bertambah heboh. Kisah romantis dua sejoli, rasanya udah nggak laku lagi. Berganti dengan kisah petualangan cinta yang lebih seru. Kalo kamu nonton sinetron-sinetron remaja di televisi, rasanya mudah untuk menemukan kisah cinta ‘keroyokan’. Sang cowok punya banyak cewek yang jadi kekasihnya. Entah siapa yang benar-benar menjadi kekasih sejatinya. Karena semua wanita menjadi idamannya. Hehehe.. ini sih namanya cowok tipe setia alias ‘setiap tikungan ada’ cewek gacoannya. Jengkang!
Hmm… jangan salah, dalam kehidupan nyata pun kebiasaan seperti itu boleh jadi udah melekat erat, alias nggak bisa dipisahkan dari budaya kita. Orang kate, seperti sudah tradisi. Bener. Sebab, nggak berlebihan dong kalo kenyataan itu udah jadi legalitas formal yang aktivisnya tak perlu merasa kudu disalahkan. Hasilnya, kini tumbuh subur para petualang cinta karbitan. Ada yang memang jalan hidup, tapi nggak sedikit juga yang cuma iseng doang.
Sobat muda muslim pembaca setia gaulislam, kalo dipikir-pikir, kenapa sih anak cowok doyan ngelaba alias jadi playboy? Repot nggak sih ngatur jadwal wakuncarnya? Kalo pertanyaan ini ditujukan untuk kaum cowok, bukan berarti anak cewek pada alim semua. Ada aja sih satu atau dua (ribuan, hehehe) mah anak puteri yang begitu. But, dibanding sepak terjang anak cowok, anak puteri masih kalah jauh prestasinya dalam urusan ngelaba ini.
Gue laku neh!
Anak cowok yang doyan ngelaba, secara tidak langsung doi sedang memproklamirkan siapa dirinya. Mengaktualisasikan posisi dirinya di mata orang lain. Itu sebabnya, meski mereka tidak teriak “Gue laku!”, orang bisa membaca dari tingkah laku. Tul nggak?
Itu sebabnya, harap hati-hati dengan pesona yang kita miliki. Kalo kebetulan wajah kamu campuran antara Afgan, Vidi Aldiano, Won Bin ama Jo In Sung, jangan ke-geer-an dengan mengobral tampang manismu ke mana-mana. Bisa-bisa anak cewek salah tafsir. Begitu pula kalo kamu punya tampang se-cute Song Joong Ki, segagah Jung Woo Sung dan bisa main bola kayak David Beckham, jangan terlalu mengumbar pesona. Hati-hati, soalnya bagi kebanyakan kaum Hawa, tampang yang begitu bisa bikin jantung berdegup dua kali lebih kenceng (hati-hati copot bisa tamat dah!). Suer, tampang kamu yang seperti itu bisa bikin para cewek histeris. Tak mustahil bila kemudian mereka ingin memburu kamu dan menobatkan sebagai cowok idaman. Tentu sesuai dengan kriteria ideal para cewek itu.
Jadi, bagi kamu yang punya tampang sebelas dua belas dengan Hyun Bin, biasanya banyak pecicilan, alias banyak tingkah (umumnya sih, nggak semua). Nggak boleh deket cewek, rasanya gatel banget kalo nggak jual pesona. Mulai dari sekadar bertanya nekat, sampe nge-date segala. Anak cowok yang doyan ngelaba, tentunya nggak seru kalo cuma punya satu gandengan. Nah, merasa bahwa tampangnya layak jual, maka ke sana kemari hobinya bikin janji sama banyak cewek. Senin ketemu dengan Nining, selasa janjian ama Salsa, Rabu wakuncar ke rumah si Ratu, Kamis jalan-jalan bareng Lilis, hari Jumat udah asoy mojok bareng Juminten. Hari Sabtu? Udah meluncur ke puncak dengan Sabrina. Entah siapa lagi yang belum kebagian diapelin. Waduh!
Beda banget dengan yang, maaf-maaf aja, ‘layout’ wajahnya setara atau di bawah Emmanuel Adebayor (mantan striker Arsenal yang kini membela Tottenham Hotspur), aduh, udah untung deh ada yang mau juga (tapi kalo kaya raya sih banyak yang mau… duitnya hehe). Apalagi punya tampang model BSC, alias Baru Sembuh Cacingan, bisa-bisa nggak bakalan dilirik sama anak puteri tuh. Termasuk yang kebetulan ‘ditakdirkan’ punya tampang model Romusa, alias Roman Muka Sadis. Wah, dijamin para cewek langsung ngibrit kagak pake nengok lagi. Glodaks!
Nah, ‘penyakit’ yang punya tampang oke biasanya bangga, lalu geer, terus suka pamer deh. Maklum saja, memiliki pesona yang aduhai, siapa yang nggak seneng. Bisa-bisa diobral tuh kalo yang nggak kuat iman mah. Maka, jangan aneh kalo banyak anak cowok yang terjerumus masuk ke dalam jamaahnya para playboy, alias tukang ngelaba. Hobinya gonta-ganti pasangan. Menclok sana menclok sini. Nggak bisa ‘teteg’ di satu hati. Pengennya berpindah-pindah aja. Nggak betahan, alias cepet bosen. Itu sebabnya, para playboy itu dikasih cap kelinci. Katanya sih, karena kelinci suka ‘ngelaba’ kemana-mana. **bener nggak sih? (sambil sok mikir)
Emang sih, dikelilingi para wanita dan jadi idola tentu bikin pasaran naik dong. Itu artinya kamu memang laku. Kamu jadi ada alasan untuk mengoleksi sebanyak wanita. Sampe kamu sendiri bingung mana yang pacar kamu, mana yang ‘sephia’ kamu dan mana yang tukang jamu (lha, apa hubungannya?). Memang begitulah penyakit kaum playboy, mungkin karena saking banyaknya wanita yang ia kerjain. Sangat boleh jadi, prinsipnya adalah setia, alias selingkuh tiada akhir. Amit-amit deh!
Sekilas tentang Casanova
Bro en Sis ‘penggila’ gaulislam, ngomongin soal playboy, selalu identik dengan sosok Casanova. Nah, dalam dunia cinta ada legenda petualang cinta yang (nggak boleh) diteladani, salah satunya adalah Cassanova. Pria ini emang mahir banget ngelabain para wanita.
Giacomo Girolamo Casanova lahir di Venice, 2 April 1725. Ortunya adalah aktor. Ayahnya bernama Gaetano Giuseppe Casanova dan ibunya Zanetta (Maria Farussi). Kehidupan ortunya sebagai aktor membuatnya sering ditinggal sendirian, ketika ortunya harus mengadakan perjalanan ke luar kota. Casanova kecil adalah termasuk anak yang rentan terhadap penyakit.
Tahun 1733, saat usianya menginjak 8 tahun, ayahnya meninggal dunia. Setahun kemudian, Casanova dikirim ke wilayah Padua, di sana ia belajar bersama Dr. Gozzi. Di sinilah ia memulai petualangan cintanya. Di usia yang sangat belia udah menunjukkan ‘bakat’ ngelabanya. Casanova jatuh cinta kepada adik perempuan DR Gozzi, Bettina namanya. Inilah pelajaran pertamanya tentang wanita.
Casanova kian berani dalam petualangan cintanya. Pada tahun 1940, pada usianya yang baru menginjak 15 tahun, ia sudah mengukir kisah-kasih bersama Teresa Imer, Nanetta dan Marta Savorgnan, serta Giuletta sekaligus. Benar-benar cowok cap kelinci!
Bulan Januri 1741, Casanova menerima tawaran untuk mempelajari hal yang berkaitan dengan kehidupan gereja. Setidak-tidaknya, ‘penyakit’ ngelabanya sedikit mereda. Bahkan ia sempat memutuskan untuk berkarir di gereja. Casanova pernah menjadi pendeta.
Meski sudah wara-wiri di gereja sekitar dua tahun, rupanya Casanova belum bisa melupakan kebiasaan lamanya. Bulan Mei 1744 Casanova berkunjung ke Roma, singgah sebentar di Naples. Ia bertemu dengan Donna Lucrezia dan suaminya, juga adik perempuan Lucrezia. Celakanya, Casanova justru terlibat skandal seks dengan Lucrezia. Konyolnya, setelah peristiwa itu, Casanova kembali ke kehidupan gereja sebagai skretaris Cardinal Acquaviva, keuskupan duta besar Spanyol. Antara tahun 1750-1760, Casanova sempat bolak-bolak Venice-Paris, bahkan sempat pula mukim di Belanda. Selama itu, ia berkarir sebagai pendeta, tentara, juga pemain biola. Pernah pula doi menjadi anggota Lyons Club-nya gerakan Freemasonry.
Banyak orang megenang Casanova sebagai petualang cinta, bahkan sebagian kalangan memberinya label sebagai ‘pahlawan erotis’ paling terkenal di dunia. Maklum saja, selama hidupnya, seperti yang tertulis dalam memoirnya, Casanova telah ‘bercinta’ dengan 122 wanita dari berbagai negara! Tanggal 4 Juni 1798, Casanova menghembuskan napas terakhirnya, sekaligus mengakhiri petualangan cintanya yang menghebohkan dunia itu.
Having fun?
Ada juga anak cowok yang ngelaba cuma karena pengen seneng-seneng aja. Sekalian ngejajal kesetiaan para cewek padanya. Tapi biasanya, nyang model gini mah cepet padam. Nggak banyak-banyak amat yang melakukannya. Meski demikian, tetep kudu diakui bahwa alasan ngelabanya karena having fun doang ternyata ada juga pelaku aktifnya. Khususnya mereka yang masih memakai seragam sekolah.
Untuk golongan ini mah, biasanya mereka nggak terlalu mikirin apakah dengan melakukan ngelaba itu derajatnya bakal terkatrol or malah sebaliknya. Umumnya mereka nggak terlalu pusing dengan predikat-predikat begituan. Modal tampang juga nggak terlalu jadi ukuran. Nyang penting asyik. Sekali lirik oke sajalah. Itu saja.
Tapi inget lho, bagi kamu-kamu yang terlanjur jadi ‘murid’ Don Juan dan Casanova, jangan merasa aman-aman saja dengan kelakuan burukmu. Potensi dirimu ada batasnya, terus perbuatanmu juga akan dimintai pertanggungjawaban. Allah Swt. berfirman, “…Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai  pertanggungjawaban.” (OS al-lsra’ [17]: 36)
Bro en sis, biarpun alasan ngelaba beda-beda, tetep aja itu aktivitas tercela euy. Sudahlah gaul bebasnya dilarang agama, eh, pake ngerjain para cewek segala. Emang sih, jaman sekarang mah soal ngelaba nggak monopoli anak cowok aja, anak puteri juga banyak yang doyan gonta-ganti pasangan. Biasanya sih cuma dilakukan oleh mereka yang punya daya tawar tinggi; bisa karena kecantikannya, bisa juga karena kekayaannya. Terlepas apakah melakukannya karena ingin dianggap laku, atau sekadar having fun aja, itu nggak jadi soal bagi mereka.
Tapi masalahnya, kita juga kudu taat dengan aturan agama kita. Nggak bisa sembarangan ngutak-atik aturan Islam ini dengan sesuka udel kita. Wong udel kita aja nggak mau kan diutak-atik ama orang lain? Inget sodara-sodara, penampilan fisik mah ada batasnya. Sekarang aja lagi jaya dan gagah, tapi setahun or dua tahun ke depan kamu bisa numpra alias ambruk! Jangankan cuma kita, orang yang jauh lebih kaya, lebih cakep, dan lebih ngetop sekalipun, udah mati mah tetep aja dikubur. Iya nggak? 

Posted in Buletin gaulislam,Tahun V/2011-2012 by Amira Mehnaaz on the February 27th, 2012