Kamis, 05 April 2012

Perempuan Simbol Kemuliaan



 

Saat ini, banyak fenomena yang kita dapati terkait dengan keberadaan perempuan di seluruh belahan dunia. Banyak penghargaan yang diberikan kepada perempuan namun, hanya dari sisi kecantikan dan kemolekannya saja. Tidak heran jika perempuan banyak dijadikan sebagai objek perdagangan dan bisnis para kapitalis dalam berbagai bidang seperti dunia kerja, industri hiburan, dan industri kosmetik. Dari fakta tersebut, kita mendapati bahwa perempuan saat ini tidaklah mendapatkan derajat kemuliaan, perempuan hanya dianggap sebagai alat untuk memperoleh keuntungan oleh para kapitalis.
Perempuan saat ini banyak yang bekerja tanpa memperhatikan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri yang harus mengurus rumah tangganya. Ibu yang seharusnya mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak lagi mampu menjalankan tugasnya karena aturan dalam dunia kerja sistem kapitalisme. Bagimana mungkin seorang perempuan dapat mengurus anak dan rumah tangganya jika jam kerja yang harus dilaksanakannya adalah seharian penuh. Hal ini mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Lebih parah lagi di beberapa Negara, perempuan dilarang untuk memakai jilbab dan kerudung saat bekerja, kuliah ataupun sekolah. Anehnya aturan ini diciptakan oleh Negara demokrasi kapitalis yang mengaku menjamin kebebasan beragama bagi setiap individu masyarakat. Jika muslimah dilarang menggunakan jilbab dan kerudung yang merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, ini menunjukkan bahwa kapitalisme adalah sistem pemerintahan yang tidak dapat memberikan keadilan kepada umat khusunya umat muslim.
Begitu juga dalam industri hiburan, kita dapat melihat bahwa perempuan saat ini sudah bagaikan sampah yang tidak bernilai harganya. Pakaian seksi dan serba kurang menjadi trend masa kini. Sekalipun saat ini trend pakaian muslimah, tetap yang ditonjolkan adalah keseksian perempuan bukan hukum Syara’. Iklan-iklan yang ditayangkan dalam televisi pun selalu disertai dengan perempuan cantik dan pakaian serba minim sebagai ikonnya, mulai dari iklan kosmetik, makanan, sampai mobil baru. Sejatinya, perempuan tersebut tidak dapat mendeskripsikan kualitas produk yang diiklankan. Film-film yang diciptakan pun memberikan kesan suatu kehidupan seorang perempuan yang tidak sedikitpun menerapkan syari’at islam. Seklipun film yang berbau religius, yang dibahas hanya seputar poligami yang digambarkan sebagai ketidakadilan terhadap perempuan.
Industri kosmetik merupakan industri yang sangat diperhitungkan saat ini. Tampil cantik sepertinya menjadi harga mati bagi kesuksesan perempuan. Alhasil Tabarujj merupakan cara praktis yang sudah menjadi tradisi para perempuan yang menginginkan kehidupan yang dihargai. Hal ini menjadikan kehalalan kosmetik bukan lagi menjadi standar dalam pemilihannya. Tak jarang, demi meraih keuntungan yang besar, bahan yang digunakan tidak memperhatikan kehalalannya dan dampaknya bagi kesehatan perempuan.
Jargon emansipasi wanita dijadikan sebagai kekuatan untuk dapat terus mengeksploitasi para perempuan di dunia ini, padahal emansipasi yang mereka perjuangkan justru semakin menambah keterpurukan bagi derajat perempuan. Sayang sekali jika seorang muslimah ikut memperjuangkan emansipasi ini. Karena Islam mendudukkan  perempuan sebagai perhiasan yang berharga dan wajib dijaga atau dipelihara layakna intan permata. Islam menjaga perempuan yang berharga ini dengan seperangkat aturan yang terkait dengan pola relasi individu antara pria dan wanita, perlakuan keluarga, serta perlakuan masyarakat dan Negara. Islam telah menetapkan kehidupan natural bagi manusia yaitu ada 2 tempat (termasuk perempuan), yaitu kehidupan rumah (khusus) dan kehidupan di luar rumah (umum). Dalam kehidupan di luar rumah, islam telah menetapkan suatu pakaian bagi seorang muslimah yang dapat menjaga perhiasan berharga yang ia miliki. Rosululloh bersabda bahwa bagi seorang perempuan yang dewasa apa bila sudah haid maka tidak boleh darinya terlihat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan pakaian bagi seorang muslimah yaitu jilbab (Al-Ahzab:59) dan kerudung (An-Nur:31). Jadi busana muslimah yang syar’i adalah jilbab plus kerudung yang diulurkn sampai ke dada. Islam tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja di luar rumah. Islam yang teraplikasi dalam sebuah Negara, akan menjamin kesejahteraan setiap rakyat termasuk perempuan.
Kesejahteraan dalam Islam diartikan sebagai terpenuhinya seluruh potensi yang dimilki manusia secara optimal baik kebutuhan pokok, sekunder dan tersier. Jaminan tersebut diwujudkan dalam beberapa  pengaturan. Yang pertama mewajibkan laki-laki memberi nafkah kepada diri dan keluarganya. Setiap laki-laki mampu bekerja, islam mewajibkan mereka untuk berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Ini dijelaskan dalam  QS. Al-Baqarah:233. Yang kedua, mewajibkan kerabat dekat membantu saudaranya. Yang ketiga, mewajibkan kaum muslim untuk membantu sesamanya yang kekurangan. Dan yang terakhir adalah kewajibkan Negara untuk mengurus rakyatnya. Negara bertindak sebagai pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan bertanggungjawab mewujudkan kemaslahatan bagi mereka melalaui penerapan hukum Islam secara kaffah (QS. Adz-Dzariyat:19), yaitu dengan pengelolaan SDA yang sesuai hukum Islam. Dengan demikian, kesejahteraan akan mudah tercapai.
Saatnya kita membuka mata bahwa sistem kapitalisme tidak akan pernah mampu mensejahterakan perempuan dan masyarakat, hanya Khilafah Islamiyahlah yang mampu mensejahterakan perempuan, dan seluruh masyarakat. Dengan terpenuhinya kebutuhan pokok, sekunder dan tersier maka tidak ada alasan bagi perempuan untuk tida menjalankan tugas utamanya sebagai ibu dan istri solihah karena wanita adalah simbol kemuliaan bagi Islam.
Kemuliaan tertinggi bagi wanita adalah menjadi wanita solihah. Saatnya Muslimah bicara masa depan bangsa dengan Islam, Syari’ah, dan Khilafah. 

Oleh: Linda Ariyanti (Tim SENADA Lampung, Mahasiswa POLINELA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar