Selasa, 04 September 2012

Dilema Cinta Sang Pengemban Dakwah


Oleh : Ibrahim Fatih AL-Inqilabi

Siapa bilang pengemban dakwah ga bsa jatuh cinta? Adalah wajar bila seseorang, tak terkecuali pengemban dakwah mempunyai rasa untuk menyayangi dan ingin disayangi.. Itulah fitri dalam diri manusia. Namun jangan salah memaknai cinta. Bagi pengemban dakwah, tentunya sudah mafhum bahwa klo cinta yg sejati adalah setelah menikah. Selebihnya adalah nafsu saja.

Bagi pengemban perubahan, tentunya tak asing lagi bila terbilang masih muda udah membicarakan hal ini. Sudah tidak aneh lagi karena itu adalah wujud dari pemahaman mereka yg benar tentang menikah, terutama diusia muda. Hal ini didapati dari semakin berkembangnya pemikiran pemuda setelah mengkaji lebih dalam tentang pernikahan. Mulai dari ''dengan menikah akan lebih menundukan pandangan, dengan menikah akan menjadikan kaya, akan leih terjaga kehormatannya, dengan menikah, artinya telah menyempurnakan separuh agama, Subhanallah, dll. Karenanya, maka pamuda yg notabene udah paham Islam secara cemerlang, tentunya ga mau menyia2akan hal tersebut. Tul ga?

Namun, katika para pemuda sudah menginginkan untuk menikah diusia muda, terkadang tidak sejalan dengan apa yg diinginkannya, sehingga mereka jadi ragu2 untk melangkah. Mulai dari celaan orang yg suka mencela Islam, penolakan para ortu untuk menikahkan anaknya diusia muda, karena mereka beranggapan bahwa harus punya pekerjaan dlu sebelum menikah..

Yg lebih ironis adalah sesama teman aktivis dakwah juga turut andil dalam menghambat hal tersebut. Karena mungkin satu pemikiran, jadi berat juga untuk mengelak ketika dikasih dalil yg bisa dibilang bgtu sangat bagus..Diantara mereka menggunakan istilah "Antum harus realistis donk, dengan gaji yg sekarang ini ngurus diri sendiri aja udah keteteran, apalagi mau ngurus anak orang lain? Memang, menikah itu banyak hal yg tak terduga datang, tapi sekali2 antum kan udah tau bahwa"Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka sendiri yg merubahnya.. Maka dari itu sekarang antum harus fokus dlu nyari maisyahnya sekarang. Antum kan pengemban dakwah, jadi jangan sampai nanti ortu antum jadi terbebani dengan rencana nekat antum itu..Menikah ada syarat dan rukunnya, semisal mahar, apakah antum saat ini benar2 udah mempersiapkan hal itu? Atau juga untuk walimah? Jadi itu semua membutuhkan biaya yg besar bukan? Ada lagi yg bilang "Ibarat mau berperang tapi antum ga punya persiapan yg cukup, misal senjata, keahlian,. Begitu juga menikah, apakah udah cukup bekal antum sekarang? Terus juga gmna nanti setelah menikah? Seperti sandang, pangan, dan papan? Kini dikembalikan lagi dengan gaji antum yg terbilang untuk kebutuhan antum sehari2, cukup ga? Antum kan belum kerja sekarang.. Sedewasa-dewasanya umur antum sekarang masih bisa labil, apa jadinya nanti coba dengan rumah tangga antum? Begitu saklek bukan? Bagaimana seandainya antum belum terbina dalam kajian2 secara rutin setiap minggu? Yg udah terbina saja kadang juga sulit sekali untuk membayangkannya.. Lantas dengan begitu, kita akan menerimanya dengan lapang dada? Atau hati memberontak namun tak berdaya ketika disuguhkan materi tersebut pada kita? Jujur, klo saya ga menerima pendapat itu, meski pendapat ini didapati dari mereka yg telah lebih dulu berpengalaman dibidang ini. Mengapa demikian? Berikut saya sampaikan beberapa argumen pribadi saya akan hal itu.

Pertama; Kita haru bisa mengidentifikasi hukum menikah bagi kita,. Namun yg akan saya singgung adalah 'wajib nikah' . Klo memang telah wajib nikah yaitu ketika kita udah ga bisa nahan godaan baik dari luar maupun dalam diri kita, dan puasa pun telah tak sanggup untuk menahan itu, Insya Allah itu udah dikatakan wajib, mengapa? karena klo itu dibiarkan, mengingat Iman kita itu kadang naik turun, khawatir kita akan melakukan perbuatan keji. Nau'dzubillah.. Jdi pilihan tepat adalah menikah.. Karena dengannya, kita akan lebih terjaga, sebagaimana telah dinukil dari hadits2 Rasulullah Saw bahwa esensi menikah adalah salah satunya demikian..

Untuk menancapkan keyakinan yg begitu mendalam tentang pernikahan, kita harus mengetahui, motivasi (quwwah) dan nilai yg hendak diraih(qimah)nya.. Jadi ketika keduanya disandarkan dengan ruhiyah, Insya Allah hambatan itu semua adalah sangat kecil dihadapan kita, mengingat ada suat hal yg sangat urgen dibalik pernikahan itu sendiri.. Yaitu untuk menolong agama Allah. Dengan menikah berarti kita sedang dala tahap awal tengah menyiapkan tentara Allah, demi kejayaan Islam., Insya Allah dengan pemahaman seperti itu, quwwatu ruhiyah dan qimatu ruhiyah sedang dibangun oleh kita.. Kedua; Bukankah menikah itu urusan taqwa? Sehingga berlaku Nash berikut ini?: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, pasti dibukakan baginya jalan keluar, dan diberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Allah tetap mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu".(Qs. at-Talaq: 2-3). Saya sangat ingin menulis seperti ini karena saya telah mendapati ayat ini sangat jelas tergambarkan didalam pesta pernikahan sahabat saya. Saat mau menikah, bayangkan saja, beliau hanya megang uang untuk bayar maharnya saja, itu pun terbilang sangat kecil jumlahnya.. Namun saat hari "H"nya ternyata, Suhanallah, bisa mngadakan walimah yg mewah di dua tempat.. Sekali lagi, kita akan sepakat bahwa menikah itu urasan taqwa..

Ketiga; Bukankah menikah itu akan menolong agama Allah juga? Sehingga: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad: 7). Apakah belum cukup dua ayat tersebut? Klo belum, mungkin ayat ini adalah penguat itu semua,.. Tentunya antum udah lebih paham daripada saya.. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN, ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui". (Qs. an-Nuur: 32).

Keempat; Apakah relaistis ketika misal kita dikejar harimau yg sangat buas, sedangkan disaat yg sama, hanya ada satu jalan keluar, dimana hanya itu yg bsa kita lewati.. Ya, tembok yg menjulang tinggi dihadapan kita.. Apa kita akan diam saja? atau melompatinya? Begitulah analoginya ketika udah berkewajiban menikah, tapi masih ragu untuk melangkah dikarenakan ada temen yg bilang "nikah itu harus realistis". Kelima; Ada tetangga saya yg ketika sekarang umurnya pada tingkat lanjut namun belum berani untuk memutuskan menikah,. Jadi kita beranggapan bahwa kedewasaan itu tidak bisa diukur dengan berapa umurnya, namun kedewasaan bisa dikur dengan bagaimana seseorang menghadapi masalah dan seberapa kuat orang tsb untuk berusaha terikat dengan hukum syara'...
Keenam; Untuk masalah persetujuan ortu, itu sebenarnya ortu kita sedang menguji seberapa kuat mental kita shg memberanikan diri menikah disuia muda. Mereka sedang melihat kesungguhan niatan kita itu.. Bukan berarti ga setuju ketika mereka menolak menikahkan kita..Ketika kita melobi mereka dengan sungguh2 Insya Allah Allah akan memberi kemudahan pada kita.. Aamiin. Ketujuh; Ketika kita memutuskan untuk berperang dengan pernkahan, sedangkan kita blm punya persiapan yg matang, apa yg terjadi?? Mungkin ini pula yg sangat turut ikut andil dalam mengacaukan semuanya..:). Baiklah,.. Insya Allah saya akan berusaha menguraikan masalah ini..

Benarlah ayat ini adanya: "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui". Qs. al-Baqarah: 268).

Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari". (HR: Bukhari).

Kesimpulannya adalah Untuk hari besok adalah ghaib, bukan wilayah kita untuk membahas hal itu. Kita jangan sampai disibukkan dengan apa2 yg blm terjadi dikemudian hari, sehingga kita menjadi semakin berat untuk melangkah.. Karenanya, yg harus kita bangun secara kuat dalam jiwa kita adalahharus selalu berkhusnudzan pada Allah,.. Karena dengan itu Insya Allah Semua akan baik2 saja.. Aamiin..Semoga bermanfaat bagi saya dan temen2 yg sedang merasakan kuatnya Shira ul-Fikriy dalam dirinya.. Dan juga, saya berharap semoga kita dipertemukan dengan segera dengan jodoh kita,. Insya Allah, Aamiin Ya Rabbal'aalamiin.

  • Bila cinta Manusia diluar ikatan nikah, jagalah hati dari segala bujuk rayuan syetan yg begitu halus menyusup kedalam dada, jauh kedasar hati... Segalanya akan dijadikan indah dan iman pun melemah... Tidak perlu meminta pengertian, menuntut balasan cinta dari mereka... Awalilah dengan do'a, bila ikhtiar sudah dilaksanakan. Tetaplah iringi selalu dengan do'a meminta kepada Allah agar jiwa orang tercinta ada dalam genggaman-Nya, minta petunjuk-Nya, minta ridho-Nya... Apabila benar rasa cinta ini pantas tumbuh untuk seseorang yg belum halal bagi kita... Yaa Allah Yang Maha membolak-balikkan hati, jagalah hati kami agar senantiasa mengutamakan cinta kepada-Mu dan Rosul-Mu...Mengadu, menangis boleh saja, tapi pada tempat dan tujuan yg tepat yaitu Allah Semata...Do'a dalam sujud panjang kita...Subhanallooh... Allah Maha Mengerti, Maha mengetahui apa yg terbaik bagi kita, memahami diri kita lebih dari diri kita sendiri... Takdir Allah takkan pernah mengecewakan sahabatku... Hanya saja kita sering kali terlambat menyadari kebaikan dan hikmah dibalik peristiwa.

Senin, 03 September 2012

Audisi Kepenulisan “The Miracle Of Writing (Budayakan Dunia Tulis Menulis)


AssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Ikutilah!
Audisi Kepenulisan “The Miracle Of Writing (Budayakan Dunia Tulis Menulis)”
Dalam rangka memberikan motivasi untuk menulis dan pembukaan grup FB "The Miracle of Writing” maka kami mengadakan audisi ini kepada siapapun yang ingin ikut serta dalam event ini. Yang memiliki kisah-kisah unik, namun juga dapat memberi inspirasi yang baik. Tunggu apa lagi! :D

Ketentuan :
1.      Panjang tulisan 3-5 halaman, spasi 1,5, kertas A4, jenis huruf TNR ukuran 12, margin 3 cm atau 1,18 inci semua sisi.
2.      Tulis biodata narasi di bagian akhir naskah maksimal 100 kata.
3.      Peserta Audisi wajib bergabung di group “The Miracle Of Writing (Budayakan Dunia Tulis Menulis)” dan meng-Add akun facebook Putri An-Nissa Nailhatul Izzah serta Penerbit Soega.
4.      Tema Tulisan “Bebas” boleh fiksi atau non fiksi, lebih mengedepankan kisah yang inspiratif dan membangun.
5.      Karya masih orisinil dan belum pernah dipublikasikan atau diikutkan Audisi/Lomba di tempat lain.
6.      Setiap peserta hanya boleh mengirim 1 tulisan terbaiknya.
7.      20 tulisan terbaik akan dibukukan di penerbit indie soega publishing.
8.      Tulisan yang dikirim harap sudah sesuai EYD.
9.      Sebarkan informasi ini di note FB, tag minimal 20 teman termasuk Putri An-Nissa Nailhatul Izzah atau bisa juga memposting event ini di Blog kamu.
10.  Tulisan dikirim dalam bentuk LAMPIRAN FILE ( Attach File ) ke email : yusniaagussaputri@ymail.com , dengan Subject: Judul Tulisan – Nama Akun FB penulis.
Di mulai sejak tanggal 27 Agustus 2012 – 25 September 2012 pukul 17.00.
11.  Update peserta dan pengumuman bisa di lihat di group atau di dinding facebook Putri An-Nissa Nailhatul Izzah
12.  3 penulis terbaik masing-masing akan mendapat 1 eksemplar bukti terbit, dan untuk kontributor akan mendapatkan discount khusus.
13.  Hal-hal yang kurang jelas atau belum dipahami dapat diajukan langsung ke group. Atau melalui koordinator.
14.  Koordinator : Putri An-Nissa Nailhatul Izzah

Sedikit mengutip kalimat mbak Afifah Afra :D
“Tentu kita semua ingin terkubur dengan jejak sejarah yang tak tertinggal, bukan? Jadi, mengapa tak segera menghasilkan karya tulis?”
So, tunggu apa lagi!
Buruan kirim naskah atau tulisan terbaikmu. Yang bisa menggugah hati pembaca.

Salam TMOW Lovers!

Penyelenggara : Putri An-Nissa Nailhatul Izzah.

LOMBA FF BERTEMA MIMPI INDAH


LOMBA FF BERTEMA MIMPI INDAH DL 28 SEPTEMBER 2012
oleh Wahidin Sinaga pada 28 Agustus 2012 pukul 22:49 

Ikutilah!
Lomba Kepenulisan “Mimpi Indahku”
Dalam rangka memberikan motivasi untuk menulis dan pembukaan grup FB "SOLES” maka kami mengadakan Lomba ini kepada siapapun yang ingin ikut serta dalam event ini. Yang memiliki kisah-kisah unik, namun juga dapat memberi inspirasi yang baik. Tunggu apa lagi! :D
Ketentuan :
  1. Jenis Lomba FF
  2. Panjang Kata Harus Tepat 2012 Kata ( Termasuk Judul) , spasi 1,5, kertas A4, jenis huruf TNR ukuran 12, margin 3 cm atau 1,18 inci semua sisi.
  3. Gunakan Jenis Paragraf Justify (Ctrl + J)
  4. Setiap Paragraf Kata Pertama Harus Di Tabkan
  5. Untuk Huruf  Pertama dalam Paragraf Pertama di Dropcap Pilih Jenis Dropped.
  6. Tulis biodata narasi di bagian akhir naskah maksimal 20 kata. Peserta Audisi wajib bergabung di group “School of Literature Lovers Skill (SOLES) https://www.facebook.com/groups/SchoolofLiteratureLoversSOL/ dan meng-Add akun facebook Wahidin Sinaga https://www.facebook.com/wahyu.sinaga.906
  7. Tema Tulisan “MIMPI INDAHKU” boleh fiksi atau non fiksi, lebih mengedepankan kisah yang inspiratif dan membangun. 
  8.  Genre : BEBAS
  9. Karya masih orisinil dan belum pernah dipublikasikan atau diikutkan Audisi/Lomba di tempat lain.
10.  Setiap peserta  boleh mengirim lebih 1 tulisan terbaiknya.
11.  Tidak ada unsur SARA dan Pornografi, maupun Kekerasan
12.  40 tulisan terbaik akan dibukukan di penerbit nulisbuku.com atau Ae Publising
13.   Tulisan yang dikirim harap sudah sesuai EYD.
14.  Sebarkan informasi ini di note FB, tag minimal 30 teman termasuk Wahidin Sinaga atau bisa juga memposting event ini di Blog kamu.
Tulisan dikirim dalam bentuk LAMPIRAN FILE ( Attach File ) ke email : ffsoles@yahoo.co.id dengan Subject: Judul Tulisan – Nama Akun FB penulis.
15.  Sinopsis Dikirim hanya di Grup FB

16.  Agar File Rapih dan Tak menghambur mohon mendaftar dulu di Grup
Nama Anda – Asal Anda
17.  Di mulai sejak tanggal 28 Agustus 2012 – 28 September 2012 pukul 23:59
18.  Update peserta dan pengumuman Nilai Real Time  bisa di lihat di group
19.  2 penulis terbaik masing-masing akan mendapat 1 eksemplar buku, dan untuk kontributor akan mendapatkan discount khusus sebesar 10% .
20.   Hal-hal yang kurang jelas atau belum dipahami dapat diajukan langsung ke group. Atau melalui koordinator.
21.    Koordinator Penanggung Jawab : Wahidin Sinaga

So, tunggu apa lagi!
Buruan kirim naskah atau tulisan terbaikmu. Yang bisa menggugah hati pembaca.

Penyelenggara : Grup SOLES,KPS,CAA

Sabtu, 01 September 2012

Ayah, Ku Merindukanmu


 
Sore itu sang fajar bak mengerti hati seorang hamba yang sudah lelah berusaha seharian mencari keberkahan dari Rabb mereka. Sang kejora nak berpamitan pada penduduk bumi yang telah menantikan penggantinya, ya bulan yang akan menggantikan cahayanya menerangi kehidupan alam raya. Ia tak pernah lelah melaksanakan tugasnya setiap hari sepanjang bumi masih kokoh di orbitnya. Bumi yang mencurahkan segala isinya untuk manusia hidup dan mencari kenikmatan yang terlimpah di darat dan di lautan, tentunya atas izin Allah, karena Allah yang menundukkan semua itu untuk dimiliki manusia. Termasuk untuk ayahku dan keluarga lain di bumi ini.
 Sesosok raut yang bersujud sore itu mengiba pada penciptanya, menengadahkan tangan lemahnya. Ia memohon bukan karena kecewa hari ini tak tersisa untuknya berkah alam untuk ia curahkan pada keluarganya namun karena ia hendak bersyukur pada pemilik alam bahwa ia masih diberi kesempatan satu hari lagi menikmati nafas kehidupan. Tentunya tak ada yang layak ia syukuri kecuali ia harus manfaatkan sisa usia itu untuk memperbanyak bekal untuk hari esok yang telah dijanjikan.
Begitu indah dan bahagianya anak yang dihadiahkan sesosok ayah yang ia berharap setiap peluh dan usahanya disandarkan pada kehendak sang penggenggam nyawa. Sosok tersebut bukan sosok ayah yang dihadiahkan Allah padaku. Tapi dari sorot matanya aku mengerti ayahku selalu bersyukur atas nikmat-Mu. Tak pernah terselip kata kesal, marah, menyesal bahkan benci keluar dari lisanku untuk sosok ayah terbaik yang pernah Allah titipkan untukku. Walaupun jarang sekali ia mengiba pada-Mu untuk sekedar bertatap muka pada-Mu melalui shalatnya. Tapi Allah memberikanku untuk ayahku sebagai anak yang denganku ia kelak bisa bertemu dengan-Mu sang pemilik nyawanya.
Tubuhnya belum tua renta, sorot matanya masih sangat tajam, punggungnya masih mampu memikul beratnya beban kehidupan, langkahnya tak goyah mencari setitik berkah bumi yang Allah berikan padanya. Tapi kenapa Allah tak memberiku kesempatan untuk mencurahkan kebahagiaanku saat ini untuknya. Pertanyaan “WHY” mungkin sungguh tak layak terucap dari lisanku ini, karena ku mengerti Allah merencanakan yang terbaik untuknya. Aku mungkin sungguh tak layak bertanya “Allah, kenapa Kau mengambil ayahku?”, karena ayahku ternyata bukanlah milikku, tapi milik-Nya. Allah hanya menitipkanku pada ayahku agar aku bisa tumbuh dewasa dan mengerti makna kehidupan dunia, mengerti tujuan dan arah hidupku yang tak abadi di dunia. Kini ku mengerti, bahwa ini adalah qadla-nya Allah. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Ya, mati itulah kata yang telah merenggut sosok ayah dari dekapanku.
Allah, aku tak mengerti kenapa saat ini aku sangat merindukannya. Aku ingin sekali ada di dekatnya, dalam belaian tangan hangatnya yang membelai helai-helai rambut panjang ini, dalam dekapan kasih yang tiada tara. Ingat ketika detik terakhir ia akan menghembuskan nafas terakhirnya, ia hanya berpesan padaku” Nak, jadilah anak yang shalehah, anak yang dinantikan Allah, yang bisa membawaku ke surgaNya”. Allah, aku tak tahu darimana kata-kata itu bisa terucap dari lisannya. Semasa ia ada ia tak pernah sedikitpun mengajarkan padaku apa itu arti anak shalehah, bagaimana surga-Nya. Aku diam dalam kebingunganku. Kata-kata terakhir itu tak dapat ku lupakan hingga detik ini. Kadang aku berpikir apa yang bisa ku lakukan agar aku bisa mewujudkan pesan terakhirnya.
Lingkungan kehidupan tempatku tumbuh dewasa, tidak pernah memberiku arti dari pesan terakhir itu. Mereka hidup dalam ketidaktahuan pada kebesaran-Mu, mereka memahami-Mu hanya sebagai pencipta. Mereka tak pernah tahu adanya aturan-Mu untuk mengatur kehidupan mereka. Mereka tak pernah tahu bahwa ternyata ada cara untuk menjadi anak yang shalehah, yang Engkau tuntun indah dalam bait-bait surat cinta-Mu (Al-qur’an) dan wahyu yang Engkau sampaikan pada kekasih-Mu Muhammad saw (Hadits).
Allah, sungguh Engkau memang memiliki sejuta cara untuk mempertemukanku pada jalan-Mu. Tidak pernah ku duga dan belum pernah terlintas di benakku. Tapi inilah janji-Mu kepada hamba-Mu yang sudi bersusah payah mencari kebenaran agama yang ku genggam dan patut ku syukuri, aku terlahir menjadi muslim. Nikmat yang sangat layak aku syukuri. Nikmat lain yang sungguh mulia adalah Engkau memilihku sebagai salah satu penolong-Mu. Yaa, menjadi seorang pengemban dakwah, pengemban ideologi Islam. Pendobrak peradaban yang telah membuatku buta dari luasnya ilmu-Mu. Inilah nikmat yang ingin ku hadiahkan padanya. Father this is me with Islam and our ideology, I think you’ll glad if you still here with me. This just for you, I wanna see you smile coz you have me as your child.
Allah, andai saja Engkau memberiku sedikit saja waktu untuk bersamanya. Saat ini aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku sedang berproses dengan segenap usaha dan kekuatanku untuk mewujudkan pesannya. Aku ingin ia melihatku. Ternyata aku hanya berharap pada sesuatu yang tak mungkin terwujud saat ini, karena Engkau benar-benar telah mengambilnya dariku ya Rabb. Tapi sekali lagi sungguh Engkau begitu baik dan mengerti kerinduan ini. Malam itu, dalam lelapnya tidurku. Aku melihat sosok ayahku, ayah yang kuat, tegar, dan penuh semangat. Aku bertemu dengannya lewat mimpi itu. Ia tersenyum padaku. Aku nggak bisa mengartikan senyum itu. Tapi aku tahu ayahku bahagia telah melihatku, melihatku sebagai anak yang ia rindukan juga. Anak yang Inshallah akan menolongnya kelak.
Sungguh baru aku sadari pesan itu terucap dari lisannya 10 tahun yang lalu. Yaa, waktu yang cukup lama untukku bisa menemukan apa arti kata yang ia minta untuk ku wujudkan baginya. Saat ini aku ingin menyampaikan pesanku padanya melalui lantunan doaku pada-Mu “ yaa Allah, pertemukan kelak aku dengan ayahku, jaga dia yaa Allah. Tempatkan ia di surga-Mu yang Engkau janjikan untuk hamba-Mu. Sampaikan padanya kalau aku sangat merindukannya. Aku mencintainya. Aamiin L”.
Hari ini aku nggak akan menangis lagi ketika ku melihat anak-anak lain berjalan dengan ayah mereka. Aku tak akan sedih ketika melihat mereka bercerita tentang ayah mereka. Karena aku ingin menjadi setegar engkau ayahku, melintasi kehidupan dengan penuh harap. Ayah, maafkan aku saat itu nggak bisa mengecup keningmu. Aku yang terlalu bodoh, sulit menerima kepergianmu. Aku pikir hanya sementara, ternyata kau pergi untuk selamanya. Terima kasih untuk pesan itu, karena dengan itu ku gigih mencari tahu. Terima kasih yaa Allah. Telah memilihku menjadi anaknya. Telah memilihku menjadi penolongnya. Telah menemukanku dengan mabda’ ini. Karena dengan mabda’ ini semua tanya terjawab, semua keraguan hilang. Karena hanya ada satu hadiah dari-Mu untuk kami, yaitu Jannah. Cukuplah surga yang akan membayar setiap keperihanku hidup di dunia tanpa sosoknya. Jadikanlah aku anak yang shalehah. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.

Padang, Juli 2012

In memori at 2002