Kamis, 30 Mei 2013

Buku : #NikahAtauPutusinDia


.: Engkau yang masih bujangan nggak perlu larut dalam kegalauan, Allah sudah persiapkan pasangan yang sepadan :.

.: Cinta tak bisa memilih. Pilihkanlah untuk cinta, orang yang bisa mengajarimu cara mencintaimu yang bisa melindungi kehormatanmu dan kemuliaanmu :.

.: Bukan wajah yang tentukan jodoh, tapi Allah telah tentukan wajah siapa yang akan berjodoh :.

.: Cinta diammu akan memuliakan kesucian diri dan hatimu. Menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu :.

.: Jika cinta dalam diammutak tersampaikan di dunia, Allah akan menggantinya dengan rasa dan orang yang lebih indah dan tepat :.

.: Ketika tidak ada jaminan bahwa Allah akan ridha, maka cinta tak perlu diungkapkan. Tunggu hingga sah ke pelaminan :.

.: Mencintai itu menjaga. Menjaga dirinya dan calonnya dari jilatan api neraka, karena pacaran itu dosa dan mendekati zina :.

.: Karena #MencintaiItuMenjaga bukan meminta, maka jangan kau pinta kehormatannya. Jagalah masa depannya, hingga masa kehalalan tiba :.

.: Untuk berjodoh, wajah tak harus cantik, tapi imanmu harus jadi pemantik, bikin pria sholih tertarik. Untuk berjodoh, wajah tak harus tampan, tapi harusnya imanmu yang menawan agar wanita sholihah hatinya tertawan :.

.: Engkau yang masih pacaran, sudahilah kemaksiatan, penuhi hari dengan ketaatan. Insya Allah kalau jodoh akan sampai ke pelaminan :.

.: Pacaran mengatasnamakan cinta, katanya menjaga dirinya. Justru faktanya pacaran malah melecehkan si dia dan menodai cinta :.

.: Menjaga kemuliaan dengan tidak pacaran adalah sebuah pilihan kehormatan. Pertahankan dan pantaskan untuk seorang jodoh idaman :.

.: Cukup cintai ia dalam diam, mengingatnya hanya akan tambah penderitaan, harapkan balasannya hanya bahagiakan para syaithan :.

.: Tentu bukan hanya sekadar cinta atau bahagia, tapi keridhaanNya kau harus dapatkan juga, untuk menjadi #CintaMulia :.

.: Jika sekadar cinta atau bahagia, maka para pelanggar syariatNya juga merasakan hal serupa. Raihlah #CintaMulia dengan taat syariatNya :.

.: Tak ada artinya cinta atau bahagia jika melanggar syariatNya. Niatkan karenaNya, bingkai dengan syariat-Nya, itulah #CintaMulia :.


-----------------------------------------------------------------------------------

Serius mau putusin pacar? Dan ingin menikah dengan jodoh idaman tanpa pacaran? Klop banget kalo baca buku ini! Daripada kehabisan, jadi jangan tunda beli buku ini!

Penulis : Luky B Rouf & Friends
Harga: 46.000
Info order via SMS 08170117771 (Al-Azhar Press)

Maaf Untukmu ^^

:: Satu

Semoga ini menjadi jalan terbaik diantara kita
Jangan sesalkan waktu yang memperkenalkan kita
Meski kini kita melihat duka dan luka

Lemahnya diriku yang tiada luput dari khilaf dan salah
bukanlah bermaksud untuk membuatmu resah
karena hakekatnya waktu tiada yang percuma

Aku manusia akhir zaman yang begitu jauh dari kata sempurna
Lembutnya hatiku tiada dekat kepada Abu bakar
Keteguhan dan ketegaranku tiada sekuat Umar
Sabarnya diriku dalam menghadapi setiap cobaan
tidaklah seperti Ustman yang pemurah
Kecerdasanku tidaklah sebijaksana Ali
Apalagi cinta yang kumiliki tiada mungkin seperti Rasulullah

Aku manusia akhir zaman yang hanya mencoba memantaskan diri
Dengan menyusuri segala jejak yang mereka tinggalkan
Jadi tiadalah mengapa bila akupun bisa merakan sedih
Disebabkan hilangnya rasa yang engkau tinggalkan

:: Dua

Sesungguhnya aku adalah manusia yang lemah
yang tiada luput dari khilaf dan salah

Masa yang kini mengharuskan kita berbicara tentang suatu kisah
Dimana ukiran waktu yang telah lalu tidak sedikit terasa resah.
Namun heroiknya rasa lelah, kuharap tiada menimbulkan jengah.
Apa lagi benci yang menimbulakan amarah

Saudariku...
Apalah arti aku bertutur kata
Bila yang akan dieja
adalah sesuatu yang kemungkinan besar bisa engkau terka
Terkadang amarah bisa saja membuat lisan berdusta
Tapi percayalah, dilubuk hatiku tiada ungkapan
yang menginginkan membuatmu derita

Aku manusia yang lemah
Yang jauh dari kata sempurna dan amanah
Dikala aku berharapkan do'a dan maaf darimu
dikarenakan aku juga menginginkan
untuk memberikanmu yang demikian indah
yang tiada membuatmu resah apalagi merasa bersalah.

.:Created by : Anggara Novpria Densi  (@nd_dnsi)

Rabu, 29 Mei 2013

Ahh, Gelap!!!

Tak terdefenisikan. Kenapa semua seolah sulit kudefenisikan? Isyarat dan kata-kata puitis yang sulit kutebak. Apa sebenarnya yang mereka pikirkan? Ahh..apapun yang mereka pikirkan, mungkin ku tak perlu menerjemahkannya. Biarlah mereka dengan persepsinya sendiri. Aku gx mau menerka-nerka apa yang masih belum mampu kupikirkan.

Ketahuilah...
Aku tak semulia yang kalian pikirkan. Aku hanyalah hamba Allah yang bergelimang dosa, tertatih melangkah menuju ridho-Nya, menempa diri agar sesuai yg Allah dan Rasul-Nya inginkan.

Jangan bermimpi akan memilikiku. Sebab, ku tak mau kalian kecewa karenanya. Tak ku miliki harta dunia dan perhiasannya. Ku hanya miliki gubuk yang hampir reyot tempatku bersinggah di bumi ini.

Jumat, 24 Mei 2013

Hamasah

Hei, kau yg disana. Semangat yah menjalani kesibukannya. Aku tau kamu kuat. Jangan ngeluh apalagi merasa amanah di pundakmu itu sebuah beban yang harus kau singkirkan. Remuk tulang punggungmu, sepet matamu menahan kantuk, bahkan makan pun kau lupa. Maaf...aku tak bisa berbuat apa-apa untukmu.

Semangat...semangat...semangat!!!
Ingatlah, kalo kau ikhlas akan Allah catat sebagai amal terbaik untukmu. Aku tau kau lelah, aku ingin ada disana mengusap peluhmu. Tempatmu bersandar saat kau lelah. Nanti, ketika saat dipertemukan. InsyaAllah.

Hamasah ubur-uburku ^_^

Rabu, 22 Mei 2013

B-E-R-H-A-R-A-P

"Kamu masih berharap sama ku?"
Begitu tanyanya disebrang sana.
"Iya, aku masih seperti dulu." Jawabku lirih. Lisanku tak mampu menyembunyikan tangis itu. Aku benar-benar tak bisa memendam semua sendirian.
"Aku masih belum bisa melupakan moment itu." Balasnya.
Hmm...aku hanya diam. Diam yang tak mampu kuterjemahkan dalam kata-kata.

Ingin rasanya kukatakan "Aku masih sayang kamu."
Tapi lagi-lagi lisanku tertahan.


Don't Judge My Hijab


Winda adalah salah satu mahasiswa di Universitas Andalas Padang. Tak banyak yang ku tahu kisahnya. Namun, beberapa kali bersua dengannya dalam forum Open House membuatku belajar bersyukur. Ia lebih dulu menyempurnakan hijabnya daripada aku. Jauh-jauh hari ketika masih SMA, ia telah berhijab. Hingga kuliah ia masih terbelenggu amarah orangtuanya. Jika sedikit saja ia khilaf atau lalai dalam mengurusi pekerjaan rumah, ibunya lantas menyalahkan hijabnya. Alasannya hijab telah menghambat tugasnya untuk membantu ibunya.
Setiap kali ia bercerita tentang masa-masa pertama mengenakan hijab, air matanya kerap membanjiri jilbabnya. Sungguh tegar ia bertahan dibalik cercaan, cemoohan, bahkan ancaman orangtuanya. Satu hal yang mungkin sulit diterima, ketika kita akan menggugurkan suatu kewajiban agama malah ditentang orangtua dan terancam diusir. Tak semua anak mampu bertahan dalam kondisi pelik itu, kebanyakan mereka lebih suka menanggalkan hijabnya. Mereka lebih memilih ridho manusia daripada ridho Allah. Berhijab bukan bentuk membangkang tapi wujud cinta pada kedua orangtua.
Winda memang berbeda. Ketegarannya telah mampu meluluhkan hati orangtuanya. Pengalaman pertamanya berhijab mendapat protes yang hebat dari ibunya. Jika ia tak menanggalkan hijab itu, maka ibunya akan mengusirnya. Winda mencari strategi agar ia tidak menanggalkan hijabnya. Akhirnya ia putuskan, ketika berangkat sekolah ia pakai seragam biasa, setibanya di sekolah ia menukar seragamnya dengan hijab. Begitulah beberapa kali Winda berhasil melancarkan aksinya untuk tetap berhijab.
Suatu hari, aksi Winda ketahuan oleh ibunya. Saat itu juga semua hijab Winda dibakar tak satupun tersisa kecuali yang melekat ditubuhnya. Waktu itu ia sedang mengaji dengan teman-temannya. Winda tersadar kehilangan semua hijabnya saat hendak keluar rumah keesokan harinya. Dengan hati-hati dan wajah tak berdosanya ia tanyakan pada ibunda. Namun bundanya malah menggertaknya dan mengancam tak boleh mengenakan lagi. Tumpah ruah tangis Winda, seakan dunia dirasa begitu gelap. Tapi ia kembali sadar bukankah itu sebuah ujian dan cobaan dari-Nya?
Seiring waktu, semakin bertambah tsaqofahnya. Winda mampu menuturkan dengan lemah lembut kewajiban hijab pada ibunya. Saat itu ia terserang penyakit yang membuat rasa sayang ibunya padanya tak terbendung jika akan kehilangan putri satu-satunya. Kini, Winda sudah menjadi distributor hijab di Padang. Kisahnya menyadarkanku untuk tetap istiqomah membalut tubuhku dengan hijab atas perintah-Nya. InsyaAllah []

Nafâ’its Tsamarât: Bersabar atau Binasa


Dua orang saling mencaci maki di hadapan Hasan al-Basri rahimahullâhu, semoga Allah merahmatinya. Lalu, orang yang dicaci maki itu berdiri sambil mengusap keringat dari wajahnya, dan membaca firman Allah: “Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”(TQS. Asy-Syûra [42] : 43).
Kemudian Hasan al-Basri berkata: Bagus! Demi Allah, ia benar-benar memahaminya, di saat orang-orang bodoh menyia-nyiakannya.
Selanjutnya, ia berkata: Anak Adam itu (dalam menghadapi ujian) benar-benar bersabar atau ia benar-benar binasa (karenanya).

Abu al-Faraj Ibnul Jauzi, Adâb al-Hasan al-Bashri wa Zuhduhu wa Mawâ’idzuhu.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 9/4/2013.

Senin, 20 Mei 2013

Serial Cerpen : Omah Kesambet Tren Fashion


Ipeh lagi asyik ngup*l, tiba-tiba Omah nyamperin dengan gayanya.
“Peh, kenape lo demen banget ngup*l?
“Suka-suka gue dunk!” cuek bebek ajah, nggak berusaha ngelirik sedetikpun ke Omah.
“Eh, liat gue dunk, Peh. Gue cantik, kan?” Omah muter-muter ala boneka Barbie lagi mabuk :D
“Astagfirullah…..!” Ipeh kaget sampe up*lnya mental entah kemana.
“Kenape lo? Biasa ajah geh. Kayak liat hantu ajah” Masih dengan gayanya. Omah megang dahi Ipeh. Dia kira Ipeh kesambet atau tersihir kecantikannya.

“Hei, kesambet apah lo? Aahh, parah lo harusnya gue yg megang dahi lo. Lo nyadar gx sih?”Ipeh menyeret Omah ke rumahnya. Omah menolak tapi tetap nurut lha tangannya udah ditarik.
Omah dengan pedenya menjawab,”Yaelah, santai dunk mbak bro, gx usah gagap gitu. Tuh kan, gara2 lo tangan gue lecet, rambut hasil bondingan gue rusak. Liat gue dunk, bulu mata gue lentik, kuku gue abis diservis, anting gue berkilau. Gx kereeen kan kalo gue musti pake kerudung?” tutur Omah sembari nunjukin semua pernak-pernik yang melekat di tubuhnya.

“Mah, buat apa lo ngelakuin ini semua?” masih dengan wajahnya yang heran dan gx habis pikir.
“Hadeeh, Peh. Makanya lo jangan ngaji mulu. Gaul dikit dunk kayak gue. Ini namanya tren fashion, lifestyle, you know? Lagian sekolah udaaah tamaat, so goodbye deeh seragam sekolah yg suka bikin gue ribeeet kudungan.” Dengan centilnya tuh Omah. Ipeh geleng-geleng.
“Whats? Istigfar, Mah. Menurut lo klo sekolah tamat, kerudung juga tamat riwayatnya gitu?” Ipeh sedikit teriak.
“Heee…tau gx sih lo? Klo gue gx nunjukin kecantikan gue ntar gue gx dapet jodoh. Secara, oke kalo emak gue bisa kuliahin kalo kagak? Kan gue kudu nikah, Peh.” Sambil nyengir nunjukin gigi kawatnya.
“Dengerin gue, cantik bukan standar dapet jodoh. Terus, menutup aurat gx ada hubungannya dengan gx gaul. Inget Omah, kata ustadzah Fatimah guru ngaji gue, anak cewek kudu menjaga aurtanya dari pandangan cowok asing. Lagian lo keblinger, dapet info darimana lo tentang semua itu?” hampir naik darah Ipeh, tp dia tetep sabar hadapin Omah.

“Aiih, tuh kan lo gx gaul. Dari tivi, internet, dan majalah Teen dunk!” masih juga belum nyadar nih Omah.
“Hm, makanya lo ikut gue ajah ngaji. Ntar lo bakal tau semuanya. Jodoh yang qt dapet itu sesuai dengan diri kita. Lo mau dapet suami yang gayanya menor kayak lo itu? pake tindik, bertato, celana ditambal, rambut jegrak, pokoknya….yaaaa gituuu deeeh!” jelas Ipeh.
“Ogah, gue mau suami yg sholeh dunk kayak bg soLeh.” Candanya
“Nah lho, udah deh buruan, nih lo pake jilbab dan kerudung gue, GRATIS!” sembari nyodorin jilbab dan kerudung yang diraihnya dari lemari.

“Eheee, gue belum siap, Peh.”
“Heh, Omah. Mati itu gx nunggu lo siap. Malaikat izrail juga gx pake tanya ‘Omah, permisi mau tanya, aku mau cabut nyawamu boleh gx? Omah udah siap belum? Aiiihh….lo bayangin geh klo lo mati dalam kondisi belum taat pada aturan Allah. Merugi dan bakal nyesel kelak, Mah!”

Omah manyun. Dia berpikir “iya juga yah? Kan gue mau mati dikenang sbg wanita shalehah. Adoooh….!!!
“Peh, kapan lo pengajian?”
“Hehehe, besok. ikutan yak? Ajak Ipeh sembari lempar senyum termautnya. Senyum 225.

Omah mengangguk. Paling takut kalo udah ngomongin kematian apalagi belum siapin bekal apa-apa. Galau deh Omah. Tapi galau yg TOP BGT, gx pake ngulur waktu atau nunda-nunda hari esok. Karena esok yang dijelang belum tentu bisa didapati lagi. wallahu a’lam bishawab [] 

JAYALAH KHILAFAH


Saat yang dinanti tlah hadir kembali
Tegaklah Al Khilafah
Seluruh umat bersatu kembali
Dalam naungan al liwa ar roya’

Sgala keberkahan di langit di bumi
Tercurah tak terhenti
Selalu temani kemenangan islam
Di seluruh penjuru alam

3 mesjid suci tlah kembali
Hancurlah negeri yahudi
Dakwah dan jihad menggentarkan musuh
Pantang menyerah raih kemenangan

Khilafah tlah kembali satukan sluruh negeri
Pekikan takbir, Allahu Akbar !!
Kibarkan al liwa ar roya

Khilafah tlah kembali satukan sluruh negeri
Khoiru Ummah terwujud kembali
Jayalah Khilafah Rasyidah



Kamis, 16 Mei 2013

PESONA KHILAFAH



Khilafah utopis?
Ahh…kau hanya bercanda kawan!
Bukankah ia pernah ada?
Khilafah era kegelapan katamu
Serius, apa kau telah menelitinya?
Khilafah tak ada dasar sejarahnya
Aduh, apa kau tak dekat dengan buku?
Darimana kau menculik tuduhan-tuduhan itu?

Kawan, mendekatlah padaku…
Kan kuajak kau berselancar ke samudera ilmu-Nya
Berdua kita melawan hempasan ombak
Berdua kita diterjang badai
Kau tak boleh mundur apalagi menangis
Nikmati dan rasakan petualangan kita di arena perjuangan
Arena thalabul ilmi, arena dakwah, dan sebuah cinta untuk-Nya

Kau tahu?
Aku ingin kau memahami bahwa Khilafah itu pasti
Bahkan jika kau tanya ‘sepasti apa?’
Maka akan kujawab ‘sepasti sebuah KEMATIAN’
Apa kau ragu akan kematian?
Ahh, kupikir bibirmu tak mampu katakan “Iya”
Sebab Muslimnya dirimu adalah identitas keyakinan penuh akan kematian
Jika kau ragu…tentu itu bukan kau, kawan!
Lupakah kita akan sebuah masa…sebuah peradaban
Membentang sejauh 2/3 dunia dengan gagahnya
Bukan untuk waktu yang singkat
Tapi mencetak rekor terhebat selama 1400 tahun
Menabur kedamaian dan kemuliaan
Dari bumi Hijaz hingga Andalusia

Adakah kau dengar rakyat dalam naungan Khilafah menjerit karena kelaparan?
Atau pernahkah kau dengar terjadi korupsi?
Adakah remaja yang aborsi, tawuran, bahkan terjerat narkoba?
Adakah masa Khilafah riba merajalela?
Aahh, jangan bohongi dirimu, kawan!
Setidaknya itu bukti pesona Khilafah bak tungku api
Membersihkan yang kotor dan mengkilatkan yang bersih

Lalu, bagaimana mungkin kau berpikir kembalinya Khilafah utopis?
Ayo, kita kembali menyebur ke lautan tsaqofah Islam
Kita arungi sejarah gemilang peradaban Islam
Jangan takut atau gentar…
Kau bersamaku yang selalu merangkulmu
Mengajakmu berjalan beriringan denganku

Rabb pemilik nyawa kami…
Semoga kilatan hidayah-Mu saat kami meneguk setitik ilmu-Mu
Cerahkan umat Muslim kini
‘Tuk terapkan syariah-Mu dalam bingkai Khilafah nan berkah
Bukan agar kami terlihat hebat dimata manusia
Tapi bentuk keimanan kami pada-Mu
Daulah Khilafah….hanya Daulah Khilafah terpatri di hati

Medan, 15 Mei 2013