Jumat, 09 Mei 2014

Tepian Hati

Mungkin...dia memang salah satu doa yg selalu kupanjatkan ditiap sujudku. Bagaimana pun kondisinya, dan seperti apa pun dia, tentunya dia adalah seseorang yang Allah kirimkan untukku. Untuk menundukkan egoku, untuk meluluhkan emosiku, dan agar aku tak membusungkan dadaku pada manusia atas anugerah yang dikaruniakan-Nya.

Mungkin, di dalamnya lubuk hatiku ini masih mencari sosok yang pantas. Tapi, sungguh pantas menurutku itu tak serupa dengan pantas yang dimaksudkan Allah. Sebagai hamba-Nya aku hanya meminta agar apa yang ada di hadapku sekarang adalah hadiah yang memang menyimpan segenap ketaatannya untukku.

Aku...sampai kapan pun takkan mampu merangkai indahnya kata untuk menyenangkannya. Lagi pula, aku hanya memiliki sedikit saja ilmu untuk mampu memposisikannya di tempat yang layak. Aku kadang berpikir, mana mungkin aku sanggup berjalan sendiri. Tapi, aku kembali teringat, bukankah Allah itu selalu bersama hamba-Nya yang taat pada-Nya?

Yaa...kugantungkan harapanku sepenuhnya pada Allah. Allah pemilik nyawa dan jiwaku ini. Allah, tolong aku agar aku mampu berjiwa besar, ridho dengan ketetapan-Mu dan memaafkan siapa pun yang menyakiti hatiku. Agar lisanku yang hina ini tak dengan sembarang menghardik orang lain. Siapa aku ya Allah jika tanpa-Mu....

Tepian Hatiku...mungkin ada deret waktu yang diisi oleh sosok istimewa, tapi bukan yang akan menggenapkan separuh hidupnya untukku. Yaa...begitula skenario Allah. Manusia hanya punya dua cara untuk berterima kasih pada Allah, sabar dan syukur.

Perindag
10.54 wib on 09 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar