Sabtu, 02 Juni 2012

• Muslimah; Bangkit Hanya Dengan Islam Kaffah


Tulisan  mbak Emma Kaze di Belajar Nulis!!!

Saat ini, sosok wanita tidak lagi lekat dengan sifat pemalu, lemah lembut, penurut, suka memasak, banyak anak, patuh pada suami, atau tidak banyak menuntut. Budaya permisif telah mengubah para wanita menjadi pemberani. Berani menentang suami atas nama keadilan dan kesetaraan gender, berani buka-bukaan aurat atas nama eksistensi diri, tak malu membuka aib sendiri di hadapan banyak orang, bahkan tak ragu membunuh janin dengan dalih menjaga kecantikan diri. Lalu, bagaimana sosok wanita dalam Islam?

Para muslimah saat ini semakin beragam kiprahnya. Tidak hanya di sektor domestik, di kehidupan publik hampir pasti kita jumpai muslimah mengambil peran. Mulai dari profesi guru, dokter, direktur, pengusaha, politisi, akuntan, dan lain sebagainya. Bahkan profesi yang dulu hanya digeluti pria, juga dijamah wanita. Contohnya saja pemain bola wanita, penarik becak wanita, tukang ojek wanita, sopir taksi/busway wanita, pilot wanita, bahkan ada petinju wanita. Tak hanya itu, ternyata para muslimah banyak yang terjerat oleh kasus penipuan, suap, korupsi, peredaran narkoba, kasus KDRT, bahkan pembunuhan. Apakah ini kebangkitan muslimah?

Kebangkitan Semu
Dalam satu dekade ini, kiprah muslimah memang semakin eksis. Apalagi busana muslimah juga semakin diterima. Bahkan, Indonesia dijadikan kiblat fashion muslim dunia 2020. Komunitas muslimah menutup aurat pun semakin banyak. Namun kalau kita cermati, sebenarnya hingga saat ini, muslimah tetap menjadi sasaran dari propaganda Barat untuk menjelek-jelekkan Islam dan kaum muslim. Segala bentuk identitas muslimah dipreteli, dan muslimah digiring untuk lebih mendekatkan dirinya dalam pemikiran dan budaya Barat yang sekuler. Lalu mereka mencoba untuk mengintegrasikan kehidupan Muslimah ke dalam peradaban Barat, seraya membuat penafsiran tentang Islam dan tentang Muslimah menurut persepsi mereka. Bisa jadi memang banyak muslimah yang menutup auratnya, namun hanya sekedar mengikuti tren yang sedang berkembang. Kebangkitan muslimah yang dielu-elukan masih merupakan kebangkitan semu. Banyak kita jumpai kasus-kasus penipuan, korupsi, video mesum, bahkan pembunuhan dilakukan oleh wanita yang –maaf- berkerudung. Kerudung hanya dijadikan kedok untuk melakukan kejahatan. Lagi-lagi, pencitraburukan Islam.

Propaganda Barat
Pada tahun 2002, BBC dalam dokumenternya yang berjudul ‘Faith in Fashion’, secara khusus membahas bagaimana seorang wanita bisa menjadi muslimah sekaligus menjadi bagian dari lingkaran fashion seperti di masyarakat Barat dan memiliki keinginan untuk mengadopsi gaya pakaian Barat yang sudah ‘di-Islamkan’ –bagaimanapun bentuknya! Karena itu, saat ini yang menjadi fokus perhatian Barat ialah mendiskreditkan dan membuat batasan baru tentang pakaian muslimah, serta penguatan konsep Barat tentang cara menetapkan apa yang benar dan apa yang salah (menurut persepsi mereka).

Iklan-iklan televisi Barat mempropagandakan slogan-slogan seperti “because I’m worth it” (karena saya layak mendapatkannya), seolah-olah ingin mengatakan bahwa wanita yang tidak menggunakan produk mereka berarti tidak menghargai dirinya sendiri. Bukankah slogan ini juga telah merasuk ke jantung-jantung muslimah di negeri ini (disadari atau tidak)?  Karena itu, tidaklah mengejutkan jika wanita-wanita muslimah –termasuk di negeri ini- menjadi semakin konsumtif, obsesif, dan begitu sibuk mengurusi penampilannya, mengalahkan masalah-masalah lain dalam kehidupannya.

Jadi tidak heran kalau banyak kita jumpai muslimah berkerudung pelaku maksiat, getol pacaran, bahkan menjadi pemeran utama video mesum dengan pacarnya. Hal ini karena pola pikir muslimah justru semakin sekuler dan liberal. Atau fakta lain kasus penipuan atau korupsi yang dilakukan oleh seorang muslimah. Mereka melakukannya karena tergiur gaya hidup materialistis. Mereka gagal mengikatkan dirinya kepada suatu perangkat nilai-nilai dalam Islam yang sesungguhnya. Inilah buah nyata serangan pemikiran Barat. Inilah ancaman ideologi Kapitalisme sekuler yang menjadikan materi dan kesenangan dunia sebagai orientasi akhirnya.
Bagaimana Islam mengatasi segala permasalahan ini?

Kebangkitan Muslimah Dalam Islam
Sejarah mencatat nama-nama besar para muslimah semisal Sayyidah Khadijah binti Khuwailid r.a., Sitti Fathimah Az-Zahra r.a., Asma binti Abu Bakar r.a., Sumayyah r.a., Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.a., Lubabah binti al-Harits al-Hilaliyah r.a., Fathimah binti al-Khaththab r.a., Ummu Jamil binti al-Khaththab r.a., Ummu Syarik r.a., dan masih banyak lagi. Sejak bersentuhan dengan Islam, keseharian mereka hanya dipersembahkan demi kemuliaan Islam. Merekalah pelopor dan peletak dasar pilar-pilar pergerakan muslimah yang hakiki, yang layak menjadi teladan pergerakan muslimah dari zaman ke zaman. Bagaimana mereka mampu menjadi sosok-sosok tangguh sedemikian rupa? Hal ini karena mereka memeluk Islam secara kaffah, sehingga memiliki kepribadian Islam: pola pikir-pola sikap Islam. Berpegang teguh pada ajaran Islam, menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya (takwa).

Standar mereka dalam menilai baik (khoir) dan buruk (syar) hanyalah Islam. Mereka menjalankan ajaran Islam bukan berdasarkan suka atau tidak suka, namun semata-mata hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Kebangkitan hakiki yang mereka contohkan dapat diraih jika seorang muslimah memahami posisi dan peran sesuai yang digariskan syariat Islam secara kaffah. Bukan menuntut kebebasan seperti perempuan Barat.

Islamlah yang harus menjadi standar perbuatan seorang muslimah, bukan budaya Barat yang sangat bertentangan dengan keimanannya. Dengan Islam sebagai rujukan yang melekat di kepalanya, terlepas dari tekanan atau realitas yang ada, seorang muslimah justru akan terhormat, mulia dan meraih kebangkitan hakiki. Dan hanya dengan sistem Negara Khilafah-lah, semua itu akan terwujud! Wallohu a’lam bi as-showab.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar